Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di www.tiknan.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Perjanjian Leluhur Jawa Antara Sadopalon Dengan Syeh Subakir (Artikel Saya Yang Hilang)

24 April 2018   00:32 Diperbarui: 1 November 2018   18:55 5124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabdopalon : Aku ini Sabdopalon, pamomong (penggembala) Tanah Jawa sejak jaman  dahulu kala. Bahkan sejak jaman kadewatan (para dewa) akulah pamomong  para kesatria leluhur. Dulu aku dikenali sebagai Sang Hyang Ismoyo Jati,  lalu dikenal sebagai Ki Lurah Semar Bodronoyo dan sekarang jaman  Majapahit ini namaku dikenal sebagai Sabdopalon. 

Syeh Subakir : Oh, berarti Kisanak ini adalah Danyang (Penguasa) Tanah Jawa ini.  Perkenalkan Kisanak, namaku adalah Syeh Subakir berasal dari Tanah Syam  Persia. 

Sabdopalon : Ada hajad apa gerangan Jengandiko (Anda) rawuh (datang) di Tanah Jawa ini ?

Syeh Subakir : Saya diutus oleh Sultan Muhammad yang bertahta di Negeri Istambul  untuk datang ke Tanah Jawa ini. Saya tiadalah datang sendiri. Kami  datang dengan beberapa kawan yang sama-sama diutus oleh Baginda Sultan.

Sabdopalon : Ceritakanlah selengkapnya Kisanak. Supaya aku tahu duduk permasalahannya.

Syeh Subakir : Baiklah. Pada suatu malam Baginda Sultan Muhammad bermimpi menerima  wisik (ilham). Wisik dari Hyang Akaryo Jagad, Gusti Allah Dzat Yang Maha  Suci lagi Maha Luhur. Diperintahkan untuk mengutus beberapa orang 'alim  ke Tanah Jawa ini. Yang dimaksud orang 'alim ini adalah sebangsa  pendita, brahmana dan resi di Tanah Hindu. Pada bahasa kami disebut  'Ulama.

Sabdopalon : Jadi Jengandiko ini termasuk ngulama itu tadi ?

Syeh Subakir : Ya, saya salah satu dari utusan yang dikirim Baginda Sultan. Adapun  tujuan kami dikirim kemari adalah untuk menyebarkan wewarah suci (ajaran  suci), amedar agama suci. Yaitu Islam.

Sabdopalon : Bukankah Kisanak tahu bahwa di Tanah Jawa ini sudah ada agama yang  berkembang yaitu Hindu dan BudHa yang berasal dari Tanah Hindu ? Buat  apa lagi Kisanak menambah dengan agama yang baru lagi ? 

Syeh Subakir : Biarkan kawulo dasih (rakyat) yang memilih keyakinannya sendiri.  Bukankah Kisanak sendiri sebagai Danyangnya Tanah Jawa lebih paham bahwa  sebelum agama Hindu dan Budha masuk ke Jawa ini, disinipun sudah ada  kapitayan (kepercayaan) ? Kapitayan atau 'ajaran' asli Tanah Jawa yang  berupa ajaran Budhi ? 

Sabdopalon : Ya, rupanya  Kisanak sudah menyelidiki kawulo Jowo disini. Memang disini sejak jaman  sebelum ada agama Hindu dan Budha, sudah ada 'kapitayan' asli. Kapitayan  adalah kepercayaan yang hidup dan berkembang pada anak cucu di  Nusantara ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun