Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Mari tersenyum dan bangkit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Evaluasi dalam Pendidikan di Indonesia

24 Juni 2020   05:20 Diperbarui: 24 Juni 2020   05:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

    Tugas evaluasi dengan badan evaluasi pendidikan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada laju perkembangan pendidikan di Indonesia. Mengingat Indonesia memiliki keragaman yang sangat masif, badan evaluasi akan membantu pendidikan lebih fleksibel dalam mengarungi laut multikultur di nusantara. Badan evaluator ini akan menjadi cermin utuh pendidikan Indonesia dan sangat membantu para praktisi dalam memperbaiki dan mengakomodir pelaksanaan pendidikan.

    Secara garis besar, transformasi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa poin. Pertama, pembentukan struktur lembaga dari menteri hingga evaluator lapangan. Pembersihan akreditor dari tugas-tugas evaluasi dan memindahkan tugas-tugas tersebut ke evaluator. Menghubungkan evaluator dengan perguruan tinggi keguruan sebagai bentuk supervisi akademis. Menyiapkan bank data evaluasi pendidikan. Merencanakan dan menetapkan standar  proses evaluasi yang fleksibel secara kultur dan bebas dari gap budaya. Badan pendidikan harus bersih dari kekuasaan pejabat daerah yang dapat menghambat kinerja guru, akreditor dan evaluator. Buka kementrian pendidikan dan kebudayaan, khususnya pada badan akreditor dan evaluator pada penelitian sebagai masukan serta cross check data. Membuat area dan waktu kerja yang proporsional bagi setiap tenaga pendidikan baik guru, akreditor dan evaluator.

    Majunya pendidikan sebuah negara terletak dari keinginan bangsanya untuk maju. Masyarakat memiliki porsi tanggung jawab yang sama dengan pemerintah dalam memberi penghargaan bagi praktisi pendidikan(guru, akreditor dan evaluator). Peserta didik harus dijadikan pusat pendidikan, dalam hal ini saya sependapat dengan teori student center. Peran ing ngarso sung tuladha dilakukan guru dan masyarakat, peran ing madya mangun karsa dilakukan oleh guru didukung masyarakat, dan peran tut wuri handayani dilakukan oleh guru, masyarakat, evaluator, dan akreditor. Sangat baik bila dilakukan secara terintegrasi dan optimis dan lebih ringan dengan gotong royong. Hidup negara Indonesia, hidup bangsa Indonesia dan hidup pendidikan Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun