Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Mari tersenyum dan bangkit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Semak Sebelah Rumah

15 Mei 2020   01:15 Diperbarui: 30 Mei 2020   12:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi saat mentari terbit
Sore saat mentari kembali merunduk
Mereka adalah waktu ku meminum obat
Obat suntuk dan jenuh penat

Berantakan namun indah
Rapi tapi berserakan
Kusut, juga menggemaskan
Kacau dan menarik

Bertabur random peputihan mahkota bunga liar
Bergerombol bagai berita belakangan
Sedangkan rumput teki menahan tingginya dengan anggun
Selepas putusnya silahturahmi masyrakat,
Terlihat di pojokan rumpun keladi membesar tak tertahan

Pertunjukan belum memuncak
Panggung dengan latar buritan rumah kosong berisikan sajian utama
Lalang dan indahnya lelekuk gerakan mereka disapu angin yang membawa berita
Beritanya berisi galau gulana putik sari lalang tentang pemuja yang terkurung dalam rumah
Mengambil tekad bulat, lalu mereka melepaskan tulus gerakan manis mereka

Kurang rasa bila penampil utama tak berhias para penari latar belakang
Segera dipanggil penari akrobat udara
Raga mereka ramping bagaikan pesan singkat dari sebuah wabah
Berpindah antarlalang, tanpa ragu menyebar dan merebak

Mentari pagi penunjukkan mereka harus keluar panggung
Mentari senja mengatur mereka masuk dan menutup panggung
Angin sepoi berharap-jawab, pertunjukan ini semoga lekas usai
Terpukau, Sang paduka dari singgasana menyiuli mereka atas penampilan ciamik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun