Untuk mengatur keseimbangan gizi yang didapat dari makanan, Kementerian Kesehatan RI memberikan pedoman 13 prinsip dasar. Kini sudah ada petunjuk untuk mengatur menu seimbang. Kemenkes merilis ISI PIRINGKU sebagai petunjuk praktis mengatur gizi seimbang.
Lalu, apakah sehat itu bisa diusahakan atau digapai oleh seseorang? Jawabannya, tentu sangat bisa. Setiap orang berhak mewujudkan pola hidup sehat yang diinginkannya karena tidak ada sesuatu pun yang dapat dilakukan tanpa modal sehat. Namun, ketika kita ingin sehat pun tidak luput dari perjuangan bagaimana cara mendapatkannya.
Sebenarnya akan sangat mudah ketika kita memahami hakikat dasar bagaimana kita hidup, bagaimana kita beraktivitas, bagaimana memilih makanan secara cerdas. Juga tidak kalah pentingnya memahami bahasa tubuh yaitu apa yang tubuh kita inginkan, apa yang tubuh kita butuhkan bahkan apa yang tubuh kita kehendaki dari tindakan kita kepadanya.
Dengan sendirinya ketika kita sudah memahami hal tersebut, tanpa disadari kita telah mengenal tubuh kita sehingga akan menjadi point tambahan bagaimana kita memerlukan tubuh kita sebagaimana mestinya.
Jika semua penyakit adalah akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang terakumulasi selama hidup. Maka tidak sakit tidaklah sama dengan sehat. Jadi sebenarnya hampir tidak ada alasan untuk seseorang tidak memahami konsep sehat yang hakiki, bukan hanya terlihat sehat saja, seperti survey WHO. Dalam sebuah buku yang saya baca, sehat tidaknya tubuh seseorang dipengaruhi oleh 3 hal mendasar:
1. Apa yang dimakan dalam kesehariannya.
2. Apa yang menjadi kebiasaan yang dilakukannya atau dikenal dengan 'gaya hidup'.
3. Pola pikir atau mindset seseorang mengenai kehidupan.
1. Ketika sering sakit kepala, kita mencari solusi obat penghilang rasa sakit kepala.
2. Sangat suka makan makanan olahan pabrik.
3. Tidak suka sayur dan buah-buahan segar.
4. Selalu mencari yang cepat, baik obat yang dicari menyembuhkan secara cepat atau suka mencari makanan siap saji.
5. Mempunyai kebiasaan tidur larut.
6. Terbiasa dengan rokok maupun minuman keras.
7. Selalu memandang permasalahan melalui sudut negatif.