Mohon tunggu...
Tikha Novita Sari
Tikha Novita Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Tutor Bimbel, Guru Privat, Freelance Writer

📝 Jatuh cinta sama kutipan ini: "Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." - Pramoedya Ananta Toer -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk, Pahami Hakikat Sehat yang Sederhana!

14 Agustus 2019   07:32 Diperbarui: 14 Agustus 2019   12:19 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita mendengar pertanyaan apakah kita makan untuk hidup atau hidup untuk makan? Makan adalah proses memasukkan makanan untuk menyediakan zat-zat gizi bagi keperluan tubuh. Tidak terbatas hanya manusia tetapi pada umumnya makhluk hidup. 

Tentu saja jenis makanan yang diperlukan berbeda antara manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh.

Ada papatah Cina yang mengatakan lebih mudah mengubah suatu dinasti dari pada mengubah selera makan. Setiap orang punya pola makan tersendiri untuk memenuhi selera makanannya. Karena itu, ada pola makan yang sehat dan ada yang tidak sehat. 

Yah, kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan saling berhubungan, keduanya perlu dipelihara dan dilindungi. Seluruh orang di dunia berhak untuk menentukan lingkungan dan gaya hidup yang sehat dan nyaman untuk dirinya.

Di dalam era kehidupan modern saat ini, kita dituntut untuk cerdas memilih dan menentukan apa yang terbaik untuk kita bisa bertahan hidup. Satu hal yang paling penting dan merupakan sumber energi utama manusia dalam mempertahankan hidup adalah "makanan". 

Manusia mempunyai batasan untuk hidup di dunia. Kalau batasan itu kita buat pendek maka jadilah kita berumur pendek. Dengan kata lain apabila kita hanya ingin instan maka yang akan kita jumpai adalah kehidupan yang instan.

Ilustrasi: @nutrisibangsa
Ilustrasi: @nutrisibangsa
Tidak ada orang sukses yang tiba-tiba sukses, pasti ada perjuangan di balik suksesnya. Ada proses, ada waktu yang harus dilalui. Begitupun dalam dunia kesehatan, sakit tidaknya seseorang ditentukan oleh perjuangannya selama hidup, baik perjuangan dalam memberikan makanan untuk tubuhnya, maupun perjuangan dalam memberi makan rohaninya selama hidup.

Nah, untuk mendapatkan kesehatan yang optimal pada dasarnya setiap orang membutuhkan makanan yang cukup mengandung zat karbohidrat, protein, lemak, ditambah cukup vitamin dan mineral. Makanan yang beragam (4sehat) dalam jumlah yang cukup akan dapat menyediakan zat-zat (zat gizi) yang dibutuhkan oleh tubuh. Jadi intinya gizinya seimbang.

Ilustrasi: @nutrisibangsa
Ilustrasi: @nutrisibangsa
Yuk kita flashback sejenak, sebenarnya pada tahun 1955 dilakukan kampanye oleh Pemerintah RI tentang 4 sehat 5 sempurna untuk membuat masyarakat memahami "pola makan yang benar". Dalam konsep ini, makanan dibagi atas empat sumber zat gizi penting, yaitu
1. Makanan pokok,
2. Lauk pauk,
3. Sayur-mayur,
4. Buah-buahan,
5. Disempurnakan dengan susu (bila mampu)

Konsep 4 sehat dianggap sudah benar karena menyangkut kualitas makanan sebagai sumber kalori untuk tenaga, sumber protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber vitamin dan mineral. Namun, dikemudian hari konsep 4 sehat dianggap belum sehat karena tidak berbicara tentang kuantitas zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Susu juga dianggap tidak merupakan kewajiban karena prinsip gizi makanan yang beraneka ragam berpotensi menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan.

Untuk menyempurnakan pola makanan yang sehat para ahli gizi dan kesehatan memperkenalkan MENU SEIMBANG. Menu yang bergizi lengkap dan seimbang, mengandung
1. Bahan makanan sumber tenaga: nasi, roti, kentang.
2. Bahan makanan sumber zat pembangunan: protein hewani dan protein nabati.
3. Bahan makanan sumber zat pengatur: sayuran dan buah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun