Mohon tunggu...
Tikha Novita Sari
Tikha Novita Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Tutor Bimbel, Guru Privat, Freelance Writer

📝 Jatuh cinta sama kutipan ini: "Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." - Pramoedya Ananta Toer -

Selanjutnya

Tutup

Money

Tenun yang Bercerita Tentang Upaya Pelestarian Budaya

8 Desember 2018   23:52 Diperbarui: 20 Desember 2018   12:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mila Wulandari founder Morisdiak. Doc: Mila Wulandari

Namun, kini Morisdiak telah menyematkan logo baru sebagai pengganti logo lama. Pasalnya motif jarang atabiang termasuk dalam 53 motif tenun ikat sikka yang telah dilindungi oleh Indikasi Geografis masyarakat adat Sikka. 

Hasil kreativitas pouch dan slingbag Morisdiak, yaitu tenun Kefamenanu NTT yang di kombinasikan dengan kanvas ini juga memiliki cerita panjang. Dok: Morisdiak
Hasil kreativitas pouch dan slingbag Morisdiak, yaitu tenun Kefamenanu NTT yang di kombinasikan dengan kanvas ini juga memiliki cerita panjang. Dok: Morisdiak
Meskipun pada awalnya, project ini diinisiasi dan dikerjakan oleh Mila sendiri, mulai dari perencanaan, desain, proses produksi, dan pemasaran, tapi seiring perjalanannya ia mulai melibatkan ibu-ibu yang lain dalam proses produksi Morisdiak, meski masih dalam skala yang kecil. Ia juga membuka program kerjasama dengan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta untuk dapat berkolaborasi sesuai dengan latar belakang pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki. 

Mila berharap apa yang ia lakukan melalui Morisdiak dapat membawa dampak bagi perempuan pada umumnya, serta khususnya bagi perempuan pelaku budaya tenun di NTT. Penjualan offline dengan memanfaatkan jaringan kerja sama di beberapa toko craft yang ada di Yogyakarta, ia tempuh agar semakin banyak masyarakat yang bisa mengenal produk handmade Morisdiak.

Produk-produk Morisdiak bisa di dapat melalui online di website dan media sosial facebook dan instagram. Ia juga membuka lebar bagi siapa saja yang ingin belajar cfraft dari tenun ini. Di tempatnya yang berada di daerah Kasongan, Bantul ia membuka ruang workshop Morisdiak (google.map: morisdiak). 

Morisdiak membuat kreasi kalung. Perpaduan benang dari Pulau Timor dan ikat dari Pulau Sawu menjadi kalung etnik yang cantik. Dok: Morisdiak
Morisdiak membuat kreasi kalung. Perpaduan benang dari Pulau Timor dan ikat dari Pulau Sawu menjadi kalung etnik yang cantik. Dok: Morisdiak
Saat ini Mila berharap dapat bekerja sama dengan lebih banyak perempuan penenun di NTT, serta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai nilai-nilai sejarah, kultural dan filosofi yang terkandung dalam tenun NTT sehingga dapat menyajikan sebuah proses yang utuh dalam berkarya di Morisdiak. "Bagi saya Morisdiak bukan saja bicara mengenai tenun sebagai sebuah komoditas, melainkan juga sebuah upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh perempuan penenun di NTT dan juga kita semua yang terlibat di dalamnya." Tutur Mila berpesan.

Produk tenun handmade Morisdiak yang bisa diadopsi di beberapa toko di Yogyakarta seperti @lemarilila dan @djeladjah coffee. Dok: Morisdiak
Produk tenun handmade Morisdiak yang bisa diadopsi di beberapa toko di Yogyakarta seperti @lemarilila dan @djeladjah coffee. Dok: Morisdiak
Selain itu, ia juga berharap Morisdiak bisa menjangkau konsumen dengan segmen usia yang lebih luas lagi terutama generasi muda dengan rentang usia 17 tahun ke atas. Lalu bagaimana cara Mila membangun kepercayaan pada konsumennya terhadap brand yang ia bangun ini?

Mila pun menuturkan suatu produk akan dipercaya oleh customer jika konsisten minimal 3 tahun. Ini adalah pengalaman teman bisnisnya yang telah mengikuti pameran internasional selama 3 periode berturut-turut yang diadakan setahun sekali. Customer akan mempelajari selama paling tidak 3 tahun, dimana tahun pertama pengunjung hanya melihat-lihat, kemudian tahun kedua akan memastikan bahwa keberadaan suatu produk tersebut masih ada, dan tahun ketiga pengunjung mulai yakin bahwa produk tersebut masih ada dan mulai bertanya-tanya tentang produk tersebut. Dari pengalaman tersebut dapat dilihat bahwa suatu kegiatan atau produk yang konsisten di pasaran merupakan modal kepercayaan customer untuk menggunakan produk yang ditawarkan.

Kreativitas lain produk buatan Morisdiak, yaitu memadukan lurik gerimis Jogja dengan ikat dari Pulau Savu, NTT dan satu lagi lurik Klaten yang dipadukan dengan ikat dari Pulau Rote, NTT. Dok : Mila Wulandari
Kreativitas lain produk buatan Morisdiak, yaitu memadukan lurik gerimis Jogja dengan ikat dari Pulau Savu, NTT dan satu lagi lurik Klaten yang dipadukan dengan ikat dari Pulau Rote, NTT. Dok : Mila Wulandari
Berbicara mengenai peran teknologi di era digital, menurut Mila sendiri peran teknologi digital dalam pemasaran produk UMKM sangat membantu terutama agar dapat menekan cost. Teknologi digital memberikan alternatif bagi pengusaha UMKM dengan cost yang lebih efisien. "Tantangannya adalah sebagai pelaku usaha kita dituntut agar bisa jeli memilih jalur digital yang sesuai dengan karakter masing-masing dari produk yang dihasilkan para pelaku UKM," terangnya.

Melihat jasa pengiriman yang sudah banyak bermunculan. Morisdiak melihat peran serta jasa ekspedisi ini keberadaannya sangat membantu untuk memasarkan produk hingga ke seluruh daerah, bahkan luar negeri. Di Morisdiak memberikan pilihan kepada konsumen terhadap jasa pengiriman yang diminati oleh para customernya. Namun, Morisdiak juga menawarkan kepada konsumen jasa pengiriman yang cukup dekat dengan Morisdiak. 

Baginya jangkauan, harga, fasilitas dan layanan dari jasa ekspedisi ini penting untuk di perhitungkan bagi pengusaha dan menjadi solusi agar produknya benar-benar bisa sampai di tangan konsumen dengan baik. Ia pun mempercayakan pengiriman produknya terhadap salah satu jasa pengiriman yang sudah tidak asing lagi yaitu JNE.

Morisdiak saat mengikuti pameran. Salah satu impian terbesar yang masih diperjuangkan adalah menyematkan nama pembuat tenun agar tenun NTT tetap terjaga keasliannya. Agar mama-mama penenun mendapatkan brending hasil karya mereka sehingga cerita tentang tenun di NTT ini akan terus mengalir. Dok : Morisdiak
Morisdiak saat mengikuti pameran. Salah satu impian terbesar yang masih diperjuangkan adalah menyematkan nama pembuat tenun agar tenun NTT tetap terjaga keasliannya. Agar mama-mama penenun mendapatkan brending hasil karya mereka sehingga cerita tentang tenun di NTT ini akan terus mengalir. Dok : Morisdiak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun