Mohon tunggu...
Finiez
Finiez Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best

Marilah kita memulai lagi sebab kita belum berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inspirasi dari Sebatang Lilin

14 Juni 2021   22:03 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:07 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di malam yang sunyi itu,aku beranjak menuju salah satu sudut kamarku dimana saya biasanya melakukan meditasi untuk menutup aktivitasku. Sebelum saya duduk bersila,saya beranjak untuk menghidupkan lilin diatas meja. 

Setelah saya memandangi lilin itu ternyata bagian bawah dari lilin itu sudah pecah sehingga tidak lagi berdiri tegak. Lilin itu akhirnya miring. Meski demikian saya tidak berniat untuk memperbaikinya. Saya pikir kalau saja angin datang ,maka lilin itu akan jatuh.

Aku duduk tenang sambil menyaksikan keberadaan lilin itu. Semakin lama lilin itu semakin kuat untuk berdiri. Semakin lama lelehan lilin itu membuatnya semakin kuat dan perlahan mengeras.

Wah, suatu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Lilin yang baru saja saya saksikan menjadi inspirasi bagi saya. Sebagaimana lelehan lilin itu memperkuat dirinya dan fundasinya demikian jugalah hidup ini. 

Betapa bahagianya menjadi seorang pribadi yang kuat ketika tetasan air mata atau tiap tetesan keringat menjadi kekuatan bagi saya untuk menjalani hidup. 

Dalam perjalanan hidup ini sering sekali ketabahan saya di uji. Salah satunya adalah ketika saya menangis. Menitikkan air mata karena kesuksesan berbeda dengan menitikkan air mata ketika dilanda problema hidup. Menangis karena persoalan hidup pada saat itulah kesabaran ,ketabahan saya di uji bahkan kesetiaan saya.

Akan tetapi tiapkali peristiwa itu menghampiri saya, saya berusaha untuk berdiri tegar. Saya mampu berdiri tegar karena saya tahu Tuhan masih sayang kepaa saya melalui  sabda Tuhan yang mengatakan "  "Datanglah kepada-Ku kalian yang memikul beban berat dan Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mateus 11;28). Ia juga menguatkan saya dengan sabda-Nya, "Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." (Yesaya 41:13). Memang yang memikul beban itu adalah saya sendiri namun saya menimba kekuatan dari Tuhan sumber segala kebaikan. 

Belajar dari sebatang lilin yang rela hancur demi menerangi sekitar. Berkorban bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Tapi sejatinya hidup selalu butuh pengorbanan. 

Oleh karena itu, saya harus selalu siap sedia kapan saja dibutuhkan. Salib yang akan kubawa memang tidak ringan akan tetapi Tuhan telah berjanji membantuku untuk membawanya. Jalanku masih panjang oleh karena itu saya berdoa kepada-Nya supaya diberi kaki yang kuat. Kuk yang akan kupikul mungkin akan lebih berat maka kumohon pada-Nya bahu yang kuat.

Hidup memang tidak mudah tapi saya berdoa agar Tuhan memberikan kesabaran dan ketabahan. Dan saya mampu berseru seperti Bunda Maria, "terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. Sekali lagi tangisku adalah ujian ketabahanku. Dan belajar dari Yesus Sang Terang sejati yang memberi cahaya-Nya selamanya dan tidak akan pernah padam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun