Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Damai Sejahtera (Yoh 14:23-29)

21 Mei 2022   22:53 Diperbarui: 21 Mei 2022   23:11 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bacaan Injil hari ini pada pekan paskah yang ke VI ini tentu membawa sukacita penuh bagi kita semua. Apa yang dikatakan Yesus pada perikop ini sungguh mudah dipahami. Saya mencoba mendalami perkataan Yesus ini melalui pengalaman hidup yang real. Saya mengingat dalam keluarga kami ada kebiasaan meninggalkan pesan jikalau hendak bepergian. Ketika ayah dan ibu pergi keluar kota baik dalam jangka waktu pendek ataupun panjang selalu meninggalkan pesan misalnya " Memetik kopi, menjaga rumah, jaga adek dan lain sebagainya. 

Tentu saja pesan itu menuntut saya atau kami untk bertanggung jawab. Pesan itu ditinggalkan tentu demi kebaikan kami. Tapi mau tidak mau tidak bisa dipungkiri bahwa rasa sedih ketika ditinggalkan pasti ada selain itu kecenderungan untuk menunda-nunda sering terjadi. Saya bisa membayangkan betapa gembiranya ayh dan ibu sekembalinya kerumah menyaksikan bahwa pesan yang dititipkan dapat kami laksanakan dan saya bisa membayangkan ketika pesan itu tidak terlaksana maka amarahlah yang akan datang.

Barangkali hal ini dialami oleh para murid pada zamannya. mereka diliputi kesedihan karena Yesus hendak meninggalkan mereka. Para murid salah persepsi dengan maksud kepergian Yesus. Perpisahan yang dimaksud oleh Yesus bukanlah perpisahan selama-lamanya. Hanya rencana Tuhan atas kehidupan ini harus dinyatakan. Bahwa tidak untuk selamanya Tuhan akan bersama-sama dengan manusia itu secara daging, tetapi Yesus harus menyatakan rencanaNya hingga berkorban untuk penebusan dosa manusia dan juga kembali ketempatNya yang kudus. 

Yesus mengetahui isi hati para murid sehingga Yesus meneguhkan para murid bahwa Bapanya akan  mengirimkan Roh Kudus yang akan menjadi penghibur bagi para murid yang ditinggalkan. Roh itulah yang akan meneruskan karya Kristus di dalam kelompok para murid-Nya. Kepergian-Nya kepada Bapa berarti Ia tidak secara nampak nyata  hadir di tengah mereka, tetapi Ia akan hadir dalam Roh-Nya, yang meneruskan karya Kristus, yang memberi semangat/gairah dan kehidupan baru serta penghiburan dalam iman. Bukan hanya itu saja, Yesus juga memberi dan meninggalkan damai sejahteranya bagi para murid.

Alangkah bahagianya para murid  pada masa itu karena mereka sungguh dibekali oleh Sang guru dalam melanjutkan misiNya. Menarik bagi saya ketika Yesus berkata " Damai sejahtera kutinggalkan bagimu, damai sejahteraKu kutinggalkan bagimu. Sedikit menggelitik ya,kata damai. Mengapa Yesus harus meninggalkan damai bagi para murid ? Bukankah damai itu bisa diciptakan oleh masing-masing manusia ? 

Yah, saya mengerti dan saya sadar bahwa damai bukanlah situasi yang tercipta karena kelimpahan melainkan tercipta karena adanya hubunganyang intim dengan sang Guru. Damai adalah situasi dimana kita merasa nyaman dan aman dan ini saya alami jika saya mampu membangun relasi yang harmonis dengan sang Guru. Damai yang berasal dari Allah sifatnya menyelamatkan karena itu bersumber  dari kerahiman Allah.

 bagi saya sendiri Damai adalah anugerah tetapi sekaligus tugas dan tanggung jawab. Sifatnya menjadi  Pemberian karena datang dari karya Allah, tetapi juga menjadi tugas karena  menjadi sebuah tawaran bagi manusia. Apakah saya mau tinggal dalam damai itu atau tidak ? Diberikan kebebasan kepada saya untuk memilihnya. Inilah yang menjadi ttugas saya didunia sebagai pengikut Kristus yakni  menawarkandamai kepada sesama melalui kesaksian hidupku setiap harinya.  

Tentu tidak mudah bagi saya untuk melakukan itu, akan tetapi dengan bimbingan Roh Kudus saya yakin dan percaya bahwa saya mampu melakukannya.  Yesus juga meminta saya untuk tidak gelisah dan gentar hati dengan semua tantangan yang ada. Tetapi saya menjadi gelisah karena  tidak hidup dalam damai, dalam kasihNya, dan ini akan terjadi bila saya tidak mengasihi-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya. 

Saya sama seperti murid. Sudah dibekali sejak awal dengan berbagai karunia. Pertanyaan selanjutnya apakah saya sanggup mendengarkan tuntunan roh kudus ? apakah saya mampu mendengarkan suara hati setiap saatnya ? Yah pertanyaan ini membuat saya semakin optimis. Jikalau saya tahu dan mau maka segalanya akan dimudahkan Tuhan bagiku. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak melakukan amanat Yesus sebab saya sudah diberi teladan untuk melakukan semuanya itu.

Semoga saya mampu membawa damai dimanapun saya berada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun