Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Cerdas di Kepala, Cerdas di Hati

29 November 2021   22:11 Diperbarui: 4 Desember 2021   21:00 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bersama siswa di kelas. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Entah itu pemanasan sederhana, bermain, bernyanyi dan lain sebagainya. Yang penting 10-15 menit sebelum memulai pelajaran saya gunakan untuk refres bersama anak-anak.

Saya melakukan hal demikian dengan harapan bahwa ketika pas jam belajar mereka tidak ngantuk juga tidak bermalas-malasan. Saya sadar bahwa saya adalah orang kreatif dan sedikit jenius dalam mendampingi anak-anak. 

Saya punya seribu cara untuk mendekati mereka. Bukan pamer ya, tapi ini kenyataan..hehehe. Namun, tak juga bisa dipungkiri bahwa kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan. Ada sebagian anak lebih memilih bermain dari pada belajar. 

Saya tahu betul bahwa dunia anak adalah dunia permainan. Tapi saya juga harus bertindak atas peristiwa ini. Apakah saya salah melakukan permainan kecil-kecil sebelum memulai pelajaran ? Tentu saja tidak. Metodenya yang perlu diganti..hehehe

Hari berganti hari dan bulan berganti bulan saya menjalani tugas baruku itu dengan penuh syukur. Memasuki bulan ketiga yakni bulan terakhir bagiku untuk melakukan PKL, saya semakin memahami kebiasaan para muridku. Saya dan mereka tidak menjadi asing lagi. 

Relasi diantara kami semakin dekat, keberanian untuk memberi salam sudah menjadi hal yang biasa. Ketika anak-anak tahu bahwa kebersamaan kami akan segera berakhir, merekapun mulai iseng dengan saya. 

Mereka mulai berakting di kelas. Saya paham betul sebenarnya mereka hanya mau mencari perhatian saya saja. Akan tetapi saya tetap tegas kepada mereka.

Ketika mereka mulai membuat keributan maka pada saat itu juga saya akan membuat aturan baru. Saya teringat ocehan seorang anak ketika saya menegurnya. 

Dia berkata begini, "Suster kok marah, bisa ya suster marah?" Ya ampun, lubuk hatiku pun saat itu terasa diusik oleh perkataannya yang menggemeskan itu. Mendengar kata-kata itu saya hanya bisa merangkulnya. 

Dalam hati saya berkata, "Terima kasih Tuhan, kepolosan anak ini membuatku sadar akan harapan mereka terhadap diriku. Bantu aku agar aku tidak marah kepada mereka.

Ada beberapa aturan yang saya terapkan selama saya mengajar dikelas diantaranya ialah semua siswa tidak diperbolehkan istirahat jika pekerjaannya belum selesai, siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas duduk paling depan, siswa yang tidak mengerjakan tugas tidak diperbolehkan duduk di ruang baca kelas, siswa yang menciptakan keributan diperbolehkan meninggalkan kelas dan pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun