Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Mendengarkan

26 Oktober 2021   10:27 Diperbarui: 26 Oktober 2021   10:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama saya KKN disalah satu kebun sawit PTPN,saya banyak dipertemukan dengan orang-orang yang baru bagi saya. Mereka menjadi pribadi-pribadi yang baru karena mereka adalah pekerja-pekerja kebun yang mungkin jarang melihat manusia seperti saya. Kehadiranku sebagai seorang biarawati di lahan perkebunan adalah sosok yang aneh bagi mereka. 

Hal itu terlihat dari cara mereka memandang saya,cara bicara mereka terhadap saya. Meski demikian,situasi itu tidaksaya sia-siakan. Justru dalam situasi itu saya mulai bersaksi melalui cara hidupku yang memang jauh berbeda dengan mereka.

Hari demi hari,saya mulai mendekati mereka,menjelaskan siapa saya,mengapa saya ada dikebun saat ini. Alhasil pendekatan itu pun berhasil. Kami mulai akrab dalam banyak hal,hingga mereka mulai berbagi kisah hidup mereka. 

Pada akhirnya,hampir setiap hari ada yang datang kepada saya untuk bercerita tentang situasi hidup yang mereka alami. 

Mendengarkan mereka ngoceh tiap hari adalah sesuatu yang membosankan untuk saya. Tapi apa lah daya barangkali Tuhan memanggil saya untuk mendengarkan mereka saat ini. Hehehe

Mendengarkan bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Kerap kita bersikap ingin didengarkan juga ingin mendengarkan. Tapi kebanyakan orang berkata bahwa mendengarkan adalah pekerjaan yang paling membosankan bahkan membuat mengantuk. Bisakah anda bayangkan tugas seorang konseling yang mampu mendengarkan dari jam ke jam ? 

Saya sendiri memposisikan diri sebagai mahasiswa mendengar adalah sesuatu yang membuat saya jenuh. Kemampuan saya untuk mendengarkan paling lama dalam kurun waktu 15 sampai 20 menit lebih dari itu maka apa yang saya dengarkan akan masuk dari kanan keluar dari kiri. Hehehe..

Beberapa waktu ini,selama saya KKN saya banyak belajar dari lingkungan sekitar saya termasuk dalam hal medengarkan. Semakin banyak saya mendengarkan semakin saya sadar bahwa mendengarkan merupakan salah satu cara untuk mengubah diri berdasarkan apa yang saya dengar. 

Mendengarkan juga menjadi salah satu bentuk penerimaan saya terhadap orang lain. Mendengarkan juga menjadi salah satu cara yang paling baik untuk menjalin relasi yang penuh kasih.

Ketika saya mampu mendengarkan dengan sepenuhnya,hadir dalam konteks pembicaraan maka ada kualitas,ada semangat baru,ada pandangan baru  yang saya dapatkan. 

Saya rasa itu adalah bentuk kehadiran Tuhan dalam diri orang-orang yang saya dengarkan. Hadir secara utuh dalam konteks mendengarkan inilah cara saya untuk merespon kehidupan yang ada disekitar saya. 

Saya jatuh cinta terhadap situasi yang mereka alami lewat perkataan mereka. So,menerima suara dan getaran nada mereka membantuku untuk memperluas relasi dengan mereka berdasarkan  cinta kasih.

Tapi terkadang dengan mendengarkan kita bisa tergelincir. Tergelincir karena kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk merencanakan sesuatu ketika orang lain berbicara. 

Saat lawan bicara kita sedang asyik berbicara kita sibuk untuk merencanakan apa yang akan kita katakan,ingin segera mengevaluasi pembicaraannya,bahkan kita kerap terburu-buru untuk menampilkan diri kita. Kita tidak sangup menahan diri untuk tidakberkata-kata. Ya,hal itu manusiawi sekali tapi alangkah baiknya kita hadir secara penuh dalam konteks pembicaraanagar kita mampu mengalami sesuatu yang bermanfaat dari apa yang kita dengarkan.

Ada pepatah bijak mengatakan " Jika kamu tak dapat mewarnai hidup orang lain setidaknya kamu jangan mengubah warna aslinya". Artinya kalau saya tidak mampu menjadi solusi bagi orang lain setidaknya saya tidak menjadi polusi baginya. Sebagian orang tidak butuh pembelaan apalagi penghakiman mereka hanya butuh didengarkan dan ditemani.

Inilah yang saya lakukan ketika orang lain mulai curhat kepada saya. Kadang saya tidak menjadi solusi bagi mereka yang bercerita kepada saya tapi saya juga menjaga diri saya mengontrol diri saya agar tidak menjadi polusi bagi mereka. Mendengarkan dan menemani mereka adalah bekal bagi saya untuk menjalin relasi yang baik dengan orang-orang disekitar saya.

Mendengarkan tanpa syarat dan menerima apa yang diungkapkan orang lain kepada saya adalah cara saya untuk mengekspresikan cinta kepada mereka. Karena bagi saya ,ketika saya mampu mendengarkan maka pada saat itu perasaan kita bisa terhubung dan sebaliknya ketika saya tidak mampu mendengarkan maka pada saat itu saya akan merasa terpisah.

Seni mendengarkan adalah salah satu cara saya untuk mengenal dan menerima mereka lebih dari apa yang saya tahu sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun