Mohon tunggu...
Tika YuliaDamayanti
Tika YuliaDamayanti Mohon Tunggu... Novelis - Bismillahorrahmanirrahim

:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bapak Pendidikan Indonesia

28 Februari 2020   05:04 Diperbarui: 28 Februari 2020   07:15 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika kita mendengar kalimat "Bapak Pendidikan Indonesia" maka benak kita akan teringat dengan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Pemerintah Republik Indonesia menghormatinya dengan menjadikan ia salah satu Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya di bidang pendidikan dari masa hindia belanda, hingga akhirnya pada tahun 1950 ia diangkat menjadiMenteri Pendidikan dan Kebudayaan dan pada tahun 1959 ia resmi diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Sebelumnya, Ki Hajar Dewantara ini merupakan putra dari Pangeran Soejarningrat alis cucu dari Paku Alam III yang lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soejaningrat. Walaupun ia dari keturunan bangsawan tetapi ia memiliki pribadi yang sangat sederhana dan merakyat sehingga banyak disukai oleh masyarakat pada saat itu.

Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu lulusan dari pendidikan Europeesche Lagere School (ELS). Kemudian setelah lulus, Ki Hajar Dewantara melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen). Namun Ki Hajar Dewantara tidak tamat dari STOVIA karena kondisi kesehatannya yang tidak mendukung. Meskipun ia tidak tamat dari STOVIA, tetapi ia mendapat surat keterangan istimewa dari Direktur STOVIA karena kepandaiannya berbahasa Belanda. Kegagalannya menjadi seorang dokter dan ketertarikannya pada jurnalistik menjadikan Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh berpengaruh pada masa awal pertumbuhan pergerakan nasional.

Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa bangsa Indonesia tidak akan maju selama sistem pendidikannya mengikuti sistem pendidikan kolonial yang bersifat diskriminatif dan mengabaikan nilai budaya setempat. Berbagai cara ia lakukan untuk memajukan sistem pendidikan Indonesia, diantaranya dengan salah satu karangannya yang berjudul "Als ik een Nederlander wa ...." (seandainya aku seorang Belanda). Pada Juli 1992 Ki Hajar Dewantara membentuk Taman Siswa yang merupakan salah satu pergerakan kebangsaan pada masa itu. Setelah pembentukan Taman siswa jiwa pendidik Ki Hajar Dewantara tertanam dalam sanubarinya. Ia semakin berhasil membentuk jati dirinya sebagai salah seorang pemimpin pergerakan yang sangat dikhawatirkan Pemerintah Hindia Belanda dan tidak lepas dari pengawasan pemerintah pada saat itu.

Dengan dikenalnya Ki Hajar Dewantara yang merupakan "Bapak Pendidikan Indonesia" dan salah satu Pahlawan Nasional apalagi ia yang diakui memiliki banyak kompetensi, keahlian, prestasi, dan sumbangsihnya yang luar biasa dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan kemasyarakatan maka kita sebagai generasi penerus harus menghargai jasa-jasanya dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan meningkatkan sifat giat belajar dalam diri pribadi masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun