Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Siapapun Presidennya asal Jangan Jokowi dan Prabowo

16 Desember 2018   11:05 Diperbarui: 16 Desember 2018   11:20 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Siapapun Presidennya, Asal Jangan Jokowi dan Prabowo
Mungkin ini mimpi gila dari saya. Yang jelas, tahun depan mimpi gila ini masih belum terwujud. Bukan Jokowi, bukan Prabowo, yang jadi presiden. Saya sudah bosan. Negara butuh ide dan tenaga yang lebih segar. 


Pasar bebas capres selepas berakhirnya era SBY memunculkan dua matahari. Yang sulit digoyang bahkan sampai sekarang. Tahun depan head-to-head mereka yang kedua kalinya.

Joko Widodo. Dengan label pemimpin visioner. Sederhana, merakyat, ya memang begitu sih kepribadian "njawani" ala beliau. Penerus gagasan besar Bung Karno : Trisakti. Tentunya dimotori putri Bung Karno, Megawati, bersama partainya.

Prabowo Subianto. Dilabeli pemimpin tegas, maklum latar belakang militer. Kaya raya, ganteng saat masih muda, keren lagi. Sejak awal kemunculannya pada 2008 lewat parpol yang ia dirikan, selalu konsisten menyuarakan kepentingan rakyat. Ekonomi Pancasila, Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi pro UMKM.

Keduanya kembali bertarung tahun depan. Jika Jokowi yang menang, dengan pendamping yang sekarang, pasar bebas serupa kembali muncul 5 tahun kemudian. Tinggal lihat, apakah Prabowo masih berniat nyalon atau tidak. Sedangkan kalau Prabowo yang menang, lihat saja : apakah orang tua masih semangat memimpin lima tahun kedua, atau legowo memberi kesempatan kepada wakilnya yang muda.

Diskursus politik kita masih dihiasi topik yang "kurang berkualitas" untuk disajikan pada level sekelas pilpres. Genderuwo, sontoloyo, saling sindir, debat kusir, tampang boyolali, isu SARA, banci, dan sebagainya.

Beruntung, salah satu kubu kemarin melempar ide menarik : membangun infrastruktur tanpa hutang. Ini bisa jadi perang argumen berkualitas. Memberikan pencerahan kepada publik. Bukan berjualan dengan demagogi dan agitasi.

Harusnya lebih banyak ide kreatif yang diperdebatkan, didiskusikan. Hingga rakyat tahu, mana pemimpin yang kreatif, mana yang textbook, mana yang monoton, mana yang inovatif. Bagaimana mempercepat hilirisasi industri, tanpa memiskinkan masyarakat sekitar pabrik. Bagaimana mengembangkan teknologi mutakhir terkini, tanpa menghikangkan pekerjaan tradisional. Bagaimana memacu pendapatan negara, tanpa menaikkan pajak dan harga bahan bersubsidi.

Negara lain sudah beranjak dari kode 0 dan 1. Mengembangkan kode genetik sebagai pilar industri. Kita jangan lagi ribut perkara nomor 1 dan 2. Kita punya potensi besar, generasi muda yang cerdas berani dan tangkas. Tinggal menyediakan lahan bagi mereka agar berinovasi mengejar ketertinggalan.

Kita butuh pemimpin hebat. Yang gila, yang inovatif, yang berani. Untuk mengejar ketertinggalan. Banyak yang hebat, cuma proses politik kita terkadang menggugurkan orang hebat, memunculkan orang yang terlihat hebat.

Narasi dan aksi yang dibangun Jokowi dan Prabowo harus lebih meyakinkan. Bahwa mereka ratu adil, mereka pemimpin hebat revolusioner. Bukan malah ribut perkara sepele.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun