Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dahlan Iskan Mengubah Tulisan Saya

16 September 2018   17:55 Diperbarui: 16 September 2018   17:59 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun saya tak pernah bertemu dan tak mengenalnya, namun saya yakin akan kesahajaannya. Mau dibilang sederhana, ya kurang tepat. Sebagai pengusaha, yang pernah masuk dalam jajaran orang terkaya, pastinya barang-barang yang dimiliki ya mahal. Oleh karena itu lebih tepat saya sebut dia sosok yang simpel dan bersahaja. Pengalaman hidup dalam keterbatasan membuatnya kuat dan tetap legowo apapun kondisinya.

Dia membesarkan sebuah harian yang hampir bangkrut menjadi salah satu grup media terbesar di Indonesia. Dari oplah 6000 eksemplar menjadi 300.000 eksemplar dalam 5 tahun. Komponen terbesar dari kelompok usahanya adalah jaringan media lokal yang hampir tersebar di seluruh Nusantara. 

Tak hanya media cetak, bisnisnya merambah media penyiaran hingga media daring. Tangan dinginnya membuat Kompas punya saingan yang cukup diperhitungkan. Meskipun sekarang perusahaan itu sudah menurun performanya, tapi dia praktis sudah meninggalkan perusahaan itu sejak terserang penyakit yang serius.

Ya, dialah Dahlan Iskan. Mantan jurnalis (mungkin sampai sekarang masih tetap jurnalis, entahlah) yang bertransformasi menjadi tokoh taipan media terkemuka yang membangkitkan kembali Jawa Pos. Dianggap sebagai sosok revolusioner yang mengubah wajah PLN. Sempat mendobrak ketika menjabat sebagai Menteri BUMN dengan ketegasan dan gaya nyentriknya. Beliau sempat memenangi konvensi Capres Partai Demokrat meskipun nasibnya, ya kita tahu, hanya sebagai bakal calon, calon pun belum. Seleksi politik menyingkirkannya.

Jujur saja, beliau bersama dengan Karni Ilyas dan Jakob Oetama, adalah tokoh media yang saya kagumi.

Saya sendiri mulai tertarik dengan tulisan Pak Dahlan sejak kecil, dimana waktu saya selalu meminjam koran bekas milik Pak Dhe saya untuk dibaca, pastinya koran Jawa Pos. Rubrik olahraga yang jadi favorit, terkadang tulisan Pak Dahlan yang sering nongol menarik perhatian saya. Terutama ketika tulisannya membahas tentang politik, saya ingat tulisan dari Pak Dahlan yang menjadi favorit saya sepanjang masa. Membahas tentang bagaimana menjaring orang yang "mampu" untuk memimpin Indonesia. Sejak saat itu, tulisan Pak Dahlan selalu saya tunggu.

Sekarang dia tak lagi nongol di harian itu, maklum, bukan lagi pemilik mayoritas disana. Namun, saya tetap bisa menikmati tulisannya yang beliau unggah lewat blog miliknya.

Saya kagum akan tulisan Pak Dahlan, pengalaman jurnalistiknya terbaca lewat gaya penulisannya. Tegas, simpel, namun tetap renyah dan mencerahkan meskipun membahas persoalan "berat". Pemilihan diksi, cara beliau menganalogikan sesuatu, memberi judul, membuat banyak orang yang suka akan tulisannya. Terlihat dari banyaknya orang yang berkomentar positif di blog miliknya.

Judulnya membuat orang penasaran,apa yang ditulis oleh beliau. Namun tetaplah menjelaskan inti dan substansi dari tulisannya. Diksi yang dipakai sangat cocok, semua orang bisa memahami tulisannya meskipun yang dibahas sangat rumit. Tak perlu menyebabkan gagal paham macam Rocky Gerung. Tulisan beliau seakan hidup, berbicara kepada pembacanya, otak seakan dipacu untuk berpikir dan mengenali hal baru, begitu menarik. Penyampaiannya tegas, lugas namun tak menghilangkan substansi yang ingin disampaikan.

Karena beliau lah saya banyak belajar, dan saya akui gaya penulisannya sedikit saya "tiru",meskipun saya tahu tak seorangpun bisa menirunya. Termasuk tulisan-tulisan saya di Kompasiana ini, banyak terinspirasi dari gaya penulisan Pak Dahlan.

Sampai sekarang saya menjadi penikmat setia dari "goresan jurnalistik" Pak Dahlan di blognya. Banyak tema yang diangkat, dari yang ringan hingga yang berat. Favorit saya di bidang manajemen dan Internasional. Saya cermati, untuk tema Internasional, bahasan tentang Trump dan Tiongkok yang paling sering diulas. Namun, saya tetap tak bosan membaca tulisan Pak Dahlan, masih tetap renyah namun sangat mencerahkan. Menambah wawasan saya,luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun