Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syahdu

24 Januari 2016   21:26 Diperbarui: 24 Januari 2016   21:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Puisi akhmad fauzi)

Bibir itu terlalu mungil untuk menjawab cinta
Aku harus membelah hati untuk menyisipkan tambahan gairah
Seperti inikah macam kegalauan?
Bukan,
Hanya sebuah kilatan rona cipta maha rasa yang bersemayam di lembah syahdu

Waktu terlalu singkat untuk mengumbar warna
Aku harus menghangatkan kedewasaan
Seberat inikah membaca makna?
Iya,
Karena kata tidak akan mampu melukiskan kesyahduan

Suara berat itu terlalu mudah untuk berakhir pasrah
Aku harus menahan nafas sejenak waktu untuk mengusap rindu rasa
Sesyahdu itukah?
Bahkan lebih,
Jiwa telah terangsang duka cita nuansa cinta

 

Kertonegoro, 24 Januari 2016
Salam,

Akhmad Fauzi

 

ilustrasi : cherryashlyn.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun