Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ronde Malam (Cerbung Bagian 4)

2 Agustus 2020   13:23 Diperbarui: 2 Agustus 2020   13:19 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari indokaskus.blogspot.com

"Aku sudah bertarung Dik?".

"Tapi kamu tidak tegas, Masssss..", meledak tangis Wiwid.

"Sudah sayang...".

"Belum! Tidakkk!! Kamu membiarkan aku mencari sendiri setiap nyanyian cinta kita. Kemana jiwa yang begitu aku sayangi? Kamu menghilang ketika asmara kita sedang terjungkal di tepi jurang, Mas!".

Tangis Wiwid, beradu dengan rasa kemarahan. Seperti di awal ia datang, meminta jawab atas sebab keterdiaman Ikhsan. Membiarkan Wiwid beradu denga keputusan sang ayah, dan dilema fakta yang memaksa untuk mengakhiri rasa cintanya, pada Ikhsan.

Ikhsan mendekat.

"Diam di situ Mas. Kamu tidak juga berubah. Aku hanya butuh semangatmu, Mas! Aku butuh ketegasan hati, untuk mendampingi hari-hariku nanti... tanpa kamu?".

Wiwid, tatapnya, menerjang bola mata Ikhsan. Mengajak Ikhsan untuk berbicara dalam kekuatan hati.

"Aku, tetap mencintai Dik. Bahkan aku dalam semangat yang tinggi untuk menguji kekuatan cinta kita? Setidaknya, cintaku?".

"Bohong!... Kamu membiarkan aku direbut orang, kamu terkesan hanya berilusi, Masss?".

"Aku, masih menyayangimu, Dik!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun