Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ronde Malam (Cerbung Bagian 1)

5 Juli 2020   09:58 Diperbarui: 5 Juli 2020   10:09 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari indokaskus.blogspot.com

Sajadah baru saja dilipat. Mata nanar usai menikmati dua per tiga malam tak mampu hilangkan ayunya. Menggeliat dengan daster sepertiga tubuh, menjadi hiasan rutin nan indah di pojok dapur sederhana rumah tua. 

Si mbok, sibuk dengan persiapan sarapan pagi. 

"Aku tidur dulu, Mbok", lemah suaranya, bersamaan melintas pinggul indah dihadapan wajah renta ibu tua hampir satu abad. 

Ia lirik gendhuk satu-satunya. "Mbok ngopi dulu, temani Aku sebentar saja...". Merdu suara Mbok, menampakkan jelas rasa welas asih, untuk anak semata wayang.

"Iya, sedelo wae ya, Mbok...". Terasa tak bernyawa.

Yang diajak bicara malah keluar dapur, menenteng piring-piring kotor kotor sisa semalam. Masuk lagi, mendekati Wiwik, yang terlentang di dipan usang. Sepertinya sengaja menyentuhkan tagannya pada paha gendhuk yang sebagian tidak terjamah kain daster. 

"Kamu lelah ya Wik...?", tanya wanita renta itu, sambil memijit. 

"Ngga Mbok, cuma agak bosan", jawab wiwik memiringkan tubuh menghadap si Mbok. 

Tangan wanita tua itu semakin keras memijat paha Wiwik. Sesekali terdengar jeritan geli. 

"Ya kalo sudah bosan mbok ikut Lasmi ke Saudi", sambil memijat. 

"Kasihan Wanto, Mbok...", bisiknya, masih terlihat ngantuk yang dahsyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun