Mohon tunggu...
Pendidikan

Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan

30 November 2018   06:31 Diperbarui: 30 November 2018   10:12 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bulan September merupakan bulan kitab suci nasional. Oleh karena itu, pada 21 september 2018 yang lalu, KMK Santo Algonz mengadakan acara Bedah Kitab Suci Nasional (BKSN) di Aula Student Center lantai 3. Tema yang diusung adalah "FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." -- Mazmur 119:105. 

Acara ini merupakan bagian dari kegiatan magang mahasiswa/I baru Universitas Airlangga. Meskipun demikian, antusias dari mahasiswa/I semester atas pun tak kalah ramainya. Hal ini dapat kita lihat dari aktifnya mahasiswa/I semester atas dalam meyelenggarakan acara, salah satunya adalah paduan suara yang diisi oleh Paduan Suara SKK FK Unair serta panitia lainnya. 

Begitu pula dengan mahasiswa/I baru, mereka sangat tertarik dengan acara ini, terlihat dari kerelaan mereka yang datang ke acara ini setelah jam kuliah dengan wajah yang mungkin sudah lelah, tetapi terlihat sangat semangat.

Seperti pada kegiatan BKSN pada umumnya, acara ini juga diawali oleh misa dan dilanjutkan ke acara inti. Sebelum memasuki acara inti, peserta disuguhkan dengan makanan yang telah disediakan oleh panitia. Setelah itu, barulah acara inti dimulai. Inti dari materi ini adalah berdoa apa, pada siapa, dan bagaimana. Dalam hal ini, peserta diberikan empat pertanyaan, yaitu mengenai ketakutan, keberanian, permintaan doa, dan alasan doa belum dikabulkan.

What makes you fear?

Pada awalnya, peserta ditanyai tentang apa yang ditakuti oleh manusia dan definisi dari "takut". Banyak hal yang dapat membuatmu jatuh kedalamam ketakutan. Tentunya jawaban dari semua peserta berbeda-beda dan tidak salah karena mereka memandang dari sisi yang mereka rasakan. 

Setelah mengetahui apa rasa takut dan apa yang ditakuti masing-masing individu, peserta kembali lagi harus menjawab pertanyaan mengenai pengertian dari keberanian dari masing-masing individu. Kembali melanjutkan pertanyaan peserta diajak untuk merenungkan permintaan doa mereka dan mengapa belum dikaitkan.

Prayer Requests.

Mungkin pada awalnya peserta dibingungkan apa kesinambungan dari ketakutan, keberanian, permintaan doa, dan alasan doa belum dikabulkan. Ternyata dibalik itu semua, hal-hal yang ditanyakan merupakan bagian faktor-faktor doa. Ketakutan bisa jadi membuat seseorang ambisi untuk berdoa sehingga jika doa seseorang tidak atau belum dikabulkan menjadikan seseorang kecewa. 

Padahal, seseorang mungkin belum tahu bagaimana berdoa itu, apa yang perlu didoakan, dan kepada siapa. Bisa saja seseorang berdoa tetapi tidak melakukannya dengan benar. Dengan kata lain, seseorang tidak berdoa kepada Allah tetapi hanya mengikuti diri sendiri melalui perkataan yang keluar dari mulut seseorang tersebut. 

Peserta diajarkan untuk berdoa kepada Bapa dengan berkomunikasi layaknya sahabat dimana tidak perlu rasa malu untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. Terlebih, peserta juga diharapkan mampu menyediakan waktu luang untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Kemudian, kita tidak perlu takut untuk belum atau tidaknya doa kita untuk dikabulkan. Kita hanya perlu berdoa dengan bersungguh-sungguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun