Mohon tunggu...
Tiffani Rahma
Tiffani Rahma Mohon Tunggu... Dokter - Kompasiana

Instagram: tifanirahmafff

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tama

26 Februari 2020   22:06 Diperbarui: 26 Februari 2020   22:10 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku melihat dia dari masih belum paham apa arti gaya gravitasi , bagaimana cara membagi dan mengkalikan bilangan, dan apa arti kehidupan setelah kematian . Saat itu aku hanya memahami dimana tempat membeli gulali dan telur gulung . Aku mengenalnya dihari pertama aku sekolah dikota ini. Kota dimana yang menciptakan kenangan beserta rasanya yang mungkin hanya aku yang merasakan , dan mungkin akan banyak peran yang terlibat didalam kenangan tersebut. Dia , pada awalnya aku tak pernah mengira bisa memiliki rasa yang berlebihan dan "jatuh" padanya dan bahkan dulu aku tidak pernah melihat dia disekolah , tapi mungkin ini jalannya ini takdirinya dan ya itu dia , aku suka.

Semua yang aku lalui dengan waktu yang berjalan terus , disatu hari aku dipertemukan dengan "dia " yang entah siapa namanya karena aku tidak tau dia , bahkan asalnya darimana anak siapa ,dan kelas apa atau dia sudah punya pacar apa belum , aku tdiak tau sama sekali yang aku tau ya "dia" orang yang pada saat itu merasa membuatku bahwa dunia ini menyenangkan dan "dia" yang menunjukan seakan akan semua rasa kesedihan yang aku pernah alami dia hilanglkan begitu saja . Mungkin aneh, baru pertama ketemu sudah jatuh cinta , tapi namanya perasaan kan tidak bisa berbohong .

Aku belum mengetahui siapa namanya , kelas apa dia dan gimana kehidupan dia sehari hari tapi setiap aku bertemu tidak sengaja di lorong sekolah aku selalu melihat dia bersama perempuan yang mungkin saja temannya atau ah sudahlah . Aku dan temanku pergi menuju perpustakaan sekolah dan diperpustakaan aku hanya diam memikirkan perempuan itu siapa , kenapa bisa perempuan itu bikin dia ketawa? padahal selama ini aku tidak pernah melihat tertawa bahkan untuk tersenyum saja mungkin susah . Aku ingin sekali bisa tau namanya , kenalan , bertukar nomer telepon atau mungkin menjadi teman baik saja aku sudah senang .

"Tamaaaaaa" dari arah belakang terdengar suara seseorang yang berteriak dan orang yang dipanggil itu menoleh dan ternyata itu "dia" . "Oh jadi namanya tama" suaraku dalam hati , dia menoleh dan menghampiri teman yang memanggilnya tadi . Dikelas aku bercerita kepada temanku yaitu al dia teman sebangku dari awal aku masuk disekolah ini , dia baik , perhatian terkadang dia suka jemput aku kerumah hanya untuk berangkat sekolah bareng tapi temang aja , dia gak akan pernah suka sama aku karna dia punya pacar. Akhirnya aku cerita bahwa aku sedang suka pada seseorang yang belum aku kenal , al kaget dan dia merasa aneh karena selama aku sekolah 3 taun disini aku tidak pernah menyukai siapapun dan pada saat aku mengatakan nama orang itu adalah tama dia aneh dan bingung "kenapa bisa suka sama tama?" dia bertanya dengan wajah yang bingung , "ya aku suka, emang kenapa?" aku bertanya .

Karena pada saat aku bercerita pada al tentang hal kenapa pada saat aku bercerita tentang tama dia merasa bingung dan aneh akhirnya aku membahas tentang tama pada al , pada saat pulang sekolah namun al hanya mengatakan "aku gak mau kamu kenapa napa cuma karna suka sama dia sel" sambil menarik tanganku untuk segera naik ke motor dan pulang bersamanya . Diperjalanan aku tidak memikirkan hal yang dibicarakan al yang aku pikirkan hanya tama orang yang setiap aku melihatnya aku merasa senang senanggggggggg sekali.

Setelah capeknya sekolah dan banyak tugas yang menumpuk aku memutuskan untuk tidur sebentar . Pada saat aku bangun , al beberapa kali sempat menelfon tapi aku abaikan karena mungkin dia menelfon hanya untuk menceritakan kisah cintanya bersama natt perempuan yang selalu cemburu bila aku sedang bersama al . Mungkin itu yang dinamakan rasa cinta ah aku tidak peduli . Karena penasaran , aku menelfon balik al dan dia mengatakan "ga salah suka sama tama?"

"Kenapa sih al , gitu banget nanya nya kan jadi down " sambil menghela nafas dan merasa sedih karena dari awal al selalu seperti tidak mendukung . "aku lagi di caffe gajah , dan ada tama dia lagi sama pacarnya mungkin. " aku yang mendengar hal itu langsung biasa saja karena aku sudah tau dia tadi disekolah pun pacaran jadi aku hanya mengatakan "aku udah tau" langsung ku tutup telefon dan karena aku merasa sangat capek sekali aku mandi untuk menjernihkan sejenak pikiranku dari hal hal yang hanya membuatku sedih .

"Ansel , ini waktunya kamu pergi ke psikolog ya jam 2 " suara ibu yang selalu aku dengar di hari rabu dan jumat setiap pulang sekolah , ya aku ini orang yang memang membutuhkan psikolog semenjak 2 taun yang lalu . Al memang sahabat sekaligus orang yang selalu siap sedia untuk mengantarku kemanapun aku pergi sekalipun itu ke psikolog terkadang al yang menemaniku sampai aku selesai konsultasi , aku sayang pada al tapi sebatas sahabat dan aku tidak akan pernah mau kehilangan seseoang seperti al .

Seperti biasa , dipagi hari aku bersiap siap untuk pergi ke sekolah dengan perasaan ya biasa saja seperti hari hari sebelumnya . Disekolah aku hanya menghabiskan waktu dikelas karena aku maerasa malas rasanya untuk pergi kemana mana , sekalipun ke toilet atau kantin yang jaraknya dekat sekali dengan kelasku . Pada jam istirahat kedua aku melihat tama berjalan melewati kelasku dan ia bersama temannya yaitu rio , dan rio adalah temanku juga karena dulu aku dan rio pernah mengikuti bimbingan les bersama , karena aku melihat rio bersama tama aku keluar kelas dan menyapa rio "hei rio!" rio menoleh dan menjawab "eh ansel sombong amat nih kalo udah ga les " dengan nada bicara rio yang khas " Ansel?" tiba tiba tama mengatakan namaku dan aku menjawab "iya?" dengan perasaan senang sekali karena dia menyebut namaku seperti anak kecil yang dibelikan balon oleh ibunya . Karena dia sudah pergi menuju kantin dia tidak sempat berbicara ah rasanya aku ingin sekali tadi mengobrol tapi yasudahlah .

Pulang sekolah aku ingin melihat pertandingan futsal yang diadakan oleh sekolah , dan acara tersebut lumayan ramai dan berisik karena banyak teriakan dari cewe cewe yang mungkin pacar dari salah satu pemain tersebut . Karena , aku hanya diam dan tidak bersorak seperti perempuan lain tiba tiba "gak suka keramaian?" dan ternyata itu tama yang mungkin sudah lumayan lama berada dibelakangku . Aku merasa malu namun gengsi jika aku menjawab iya akhirnya aku mengatakan "gak , aku hanya bosan dengan suasana disini" sambil menghela nafas . "yaudah sini ikut aku " sambil menarik tanganku dan akhirnya aku pergi meninggalkan al , Aku senang bisa kenal dan bahkan bisa sedekat ini dan dia menarik tanganku jujur aku senang tapi anehnya perasaan yang pernah aku rasain buat tama seperti perlahan menghilang dan bisa saja tidak akan ada lagi .

"Tapi aku belom kenal kamu" aku berbicara kepada tama "yaudah nama aku tama , kamu ansel kan?" dan aku menjawab "iya ok km bener " aku merasa senang tapi tidak juga aku bingung kenapa bisa aku seperti ini , harusnya aku senang karena bisa sedekat ini dengan orang yang selama ini aku idam idamkan . Mencoba untuk menghilangkan rasa itu tama mengajak aku pergi hanya untuk sekedar jalan jalan menggunakan motornya , aku senang ternyata dia baik dia bikin nyaman dan aku bahagia pada hari itu , aku tidak peduli jika ini akan berakhir yang entah bagaimana akhirnya aku akan tetap senang dan tidak akan pernah hari terbaik ini . Aku ingin berterimakasih pada tama karena hari itu aku bahagia setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun