Mohon tunggu...
Tiffani Chandrica
Tiffani Chandrica Mohon Tunggu... Administrasi - coffee addict, netflix, musik, food lovers 💃

Ada hal - hal yang tidak bisa kita utarakan dengan lisan, dan tulisan adalah jawabannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Child Free dan Stigma Masyarakat

4 September 2021   08:00 Diperbarui: 4 September 2021   08:06 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hi sobat ChaCha sudah lama tidak menulis, hari ini akhirnya saya memutuskan menulis dengan tema yang sangat menarik untuk diperbincangkan.  Senin, 30 Agustus 2021 saat itu Saya sedang asik scroll- scroll Instagram dan menemukan sebuah Feed yang menarik perhatian Saya waktu itu. Cuitan itu membahas tentang Childfree.  Menarik tapi apakah itu Childfree?? 

Childfree adalah ungkapan yang digunakan oleh mereka pasangan  yang memutuskan untuk tidak memiliki anak atau keturunan setelah menikah.  Cuitan ini muncul saat seorang Influencer kelahiran Palembang, 27 Juli 1992 yaitu Gita Savitri.  

Gita menjelaskan alasannya dan suami tidak ingin mempunyai anak atau Childfree di kanal Youtube miliknya.  tetapi isu ini mulai naik saat Gita menjawab pertanyaan salah satu pengikutnya di instagram tentang keputusannya untuk childfree. Sumber

Banyak hal yang menjadi pertimbangan pasangan untuk memilih Childfree salah satunya yaitu:

  • Masalah Ekonomi

Ekonomi adalah pertimbangan yang penting dalam hidup, mengingat uang sangat penting dalam kehidupan karena segalanya butuh uang walau uang bukan segalanya. Kita tidak ingin hanya memberi keturunan tanpa bisa menafkahi dan memberikan segala kebutuhan hidup anak. 

  • Isu Fisik

Fisik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk memiliki keturunan, anak sehat lahir dari orang tua yang sehat pula. sehingga kesehatan merupakan harga yang mahal. 

  • Kondisi Psikologi

Kondisi Psikologi juga penting kita tidak hanya harus sehat fisik tapi mental juga harus siap dan kuat. Jangan sampai kita hanya memberi keturunan tanpa mempertimbangkan mental dan ujung-ujungnya malah menjadi toxic. 

Banyak sekali hal-hal lain yang menjadi pertimbangan tetapi apapun itu semua itu harus di bicarakan bersama dan memastikan keputusan yang diambil sudah 100% yakin, dan juga sudah memikirkan resiko-resiko yang mungkin terjadi kedepannya. 

Menurut Saya, keputusan untuk Childfree adalah sebuah keputusan yang sangat berani dimana notabenenya kita hidup di negara dengan pengaruh budaya yang sangat besar, budaya kita yang terkesan kuat dan kaku terhadap pernikahan.  

Dimana anak adalah sebuah keharusan dalam sebuah pernikahan dan bahkan wanita kadang dianggap tidak berguna jika tidak atau tidak bisa memberikan keturunan.  Hal ini menjadi stigma yang mengakar di dalam setiap pemikiran kita tidak hanya orang muda tapi juga orang tua terutama di daerah-daerah dan tak menutup kota besar sekalipun. 

Pemikiran yang seperti ini seolah memaksa kita sebagai wanita, yang harus bisa memberikan keturunan untuk dipandang layak oleh orang-orang disekitar.  Padahal fungsi wanita tidak hanya untuk memberikan keturunan tapi juga hal positif lainnya.  Karena menurut saya wanita adalah mata dunia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun