Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertahankan Nasionalisme Kita di Dunia Maya

7 Agustus 2018   07:04 Diperbarui: 7 Agustus 2018   07:24 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasionalisme kekinian makin hari makin banyak alami tantangan, semisal adanya masalah intoleransi dan radikalisme, masalah korupsi, bahaya narkotika dan seterusnya. Tiga masalah ini adalah akar dari masalah di banyak negara di dunia. Topik yang hangat dan masih hangat adalah soal intoleransi dan radikalisme.

Salah satu kerumitan dalam penanggulangan terorisme di Indoneia adalah agama menjadi factor penyerta yang sering dikait-kaitkan. Kadang pengkaitan ini menyertakan hadist dan ayat yang menghilangkan konteks. 

Itu terjadi selama bertahun-tahun dan akhirnya agama sebagai background ideologis kelompok radikal punya implikasi sosial. Aspek keagamaan mengaburkan batas tegas antara doktrin agama dan tindak pidana terorisme.  Dan ini dilakukan oleh banyak simpatisan.

Hal ini memunculkan polarisasi. Pertama masyarakat yang mendukung pemberantasan terorisme dan kedua adalah yang mendukung gerakan terorisme. Polar ini dimanfaatkan oleh kelompokterorise dan simpatisannya untuk terus menerus melakukan propaganda anti kebijakan pemerintah.

Seringkali mereka memakai media digital seperti online dan sosial media seagai kampanye untuk ajaran-ajaran intoleransi sampai radikalismebahkan terorisme. Tak jarang orang bisa merangkai bom hanya dengan melihatnyadi youtube.

Dengan kondisi ini tak heran jikakampanye-kampaye ini akhirnya menjadi propaganda radikalisme dan terorisme. Teknik propaganda terorisme berpotensi menimbulkan kebingungan di masyarakat. 

Apalagi menghadapi terorisme yang berlatarbelakang  agama atau melibatkan agama.  Ajaran keagamaan yang disalahartikan dan dilancarkan dengan teknik-teknik propaganda.

Pada akhirnya menjadi pemicu aksi teror. Propaganda yang dilakukan masuk katagori berbahaya karena cenderung menggalang  keterlibatan masyarakat dan akhirnya menyatukan pandangan secara psikologis dan akhirnya terjadilah beberapa kasus terorisme itu.

Melihat semua kondisi itu, memang  diperlukan semangat kebangsaan untuk bisa memerangi hal ini dengan baik. Nasionalisme adalah peluru yang diyakini ampuh untuk memerangi intoleransi, radikalisme dan bahkan terorisme. 

Kita harus mempertahankan dengan teguh. Keinginan untuk menyatu ditengah perbedaanlah yang membuat kita yakin berbangsa satu yaitu Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun