Mohon tunggu...
Tiar Garusu
Tiar Garusu Mohon Tunggu... Penulis - Pemikir

Pembina di Komunitas Literasi Candu Buku, Palu. Pengajar di Al Ikhwan Institute

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musik dan Era Baru Sebuah Bangsa

8 Februari 2022   10:45 Diperbarui: 8 Februari 2022   11:17 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pasca keruntuhan rezim Komunis di Uni Soviet tahun 1991, untuk menunjukkan bahwa tatanan Russia baru dapat menerima simbol-simbol Liberalisme Barat yang mana sebelumnya menjadi seteru paham Komunisme, maka diundanglah Grup Band Metal Raksasa asal Amerika, yaitu Metallica, AC/DC dan Pantera. Tercatat 1,6 juta penonton membanjiri Kota Moscow, dan sekaligus menjadi salah satu konser musik dengan penonton terbanyak di dunia sepanjang sejarah, bahkan prajurit Militer yang sejatinya ditugaskan untuk mengamankan jalannya konser, justeru turut larut dalam euforia tersebut.

Di Indonesia pun tidak kalah menarik, setelah runtuhnya rezim Orde Baru pada Mei tahun 1998, di bulan Juli pada tahun yang sama digelarlah sebuah mega konser dari super grup Indonesia, yaitu Kantata Takwa. Yang personelnya beranggotakan para seniman, musisi dan sastrawan yang dikenal kritis terhadap pemerintahan rezim Orde Baru. Mereka adalah Setiawan Djodi, Yogky Suryoprayogo, Sawung Jabo, Iwan Fals, W.S Rendra, Toto Tewel, Inisistri, dll. Mega konser tersebut tersebut diperkirakan juga dihadiri oleh jutaan manusia-manusia Indonesia yang turut merayakan era baru Indonesia yang dikenal dengan era Reformasi.

Tidak kalah jauh berbeda dengan dua Negara sebelumnya, baru-baru ini Saudi Arabia yang dikenal sebagai Negara yang menerapkan syariat Islam, juga melakukan sebuah mega konser dengan mendatangkan grup hip-hop Pitbull asal Amerika ke Kota Riyadh yang dihadiri 250.0000 penonton. Padahal kita ketahui bahwa sistem politik yang berlaku dan berkuasa di Saudi sangat konservatif dan dikuasai oleh kelompok ultra konservatif, sehingga tidak heran banyak melahirkan produk hukum syariat yang cukup ketat. Bahkan di Saudi sediri sebelumnya pernah memiliki aturan yang melarang agar wanita untuk tidak menyetir kendaraannya sendiri. 

Olehnya, hal ini dapat menunjukkan kepada kita bahwa dibawa kepemimpinan King Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, Saudi Arabia telah memasuki sebuah tatanan masyarakat baru yang yang lebih modern dan terbuka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun