Mohon tunggu...
TiaraSugihHartati
TiaraSugihHartati Mohon Tunggu... Pustakawan - Librarian

Pustakawan Tukang Main yang hobinya bercerita banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kita Tidak Sedang Berlomba dengan Orang Lain!

19 September 2021   13:03 Diperbarui: 19 September 2021   13:05 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Fenomena "Quarter Life Crisis" menjadi istilah yang cukup naik daun dikalangan anak muda zaman sekarang. Biasanya nih katanya terjadi diantara rentang usia 20 - 40 tahun. Banyak faktor yang menjadi pemicunya diantaranya ekspektasi dari lingkungan tentang bagaimana seharusnya orang dewasa betindak dan bersikap. 

"Umur 25 harusnya udah kerja dong, kan udah lulus"

"Ih, udah 30 tahun ko dilihat masih gitu-gitu aja gada kemajuannya"

"Harusnya kalau sudah kerja ya menikah dong, bukannya melajang terus memang menunggu apa lagi sih ?"

Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan quarter life crisis ?

Singkatnya nih, yakni adanya krisis kepercayaan diri yang biasanya muncul pada masa dewasa awal karena proses pencarian jati diri.

Pemicunya bisa dari diri sendiri misalnya "Sebenarnya aku melakukan kegiatan ini buat apa sih ? apa aku benar suka dan berdaya melakukannya? atau "Kok aku lihat si A sudah mapan banget ya jadi konten kreator, sedangkan aku masih gini-gini aja".

Wah, selain diri sendiri nyatanya lingkungan dan ekspektasi sosial juga bisa ikut menekan kita loh. Contohnya seperti pada paragraf awal tulisan ini. Cape ya kalau hidup terus harus memenuhi ekspektasi oranglain. 

Lelah juga jika kita harus terus memperhatikan orang lain dan terus merasa berlomba dengannya? Hal ini wajar dan banyak pula orang yang merasakannya kok bahkan mungkin teman kita pun pernah bercerita tentang hal ini. 

Tapi guys, lemaskan badanmu. Terima, rasakan dan lepaskan! itulah kalau kata salah satu dosenku ehehe... memang benar adanya kita harus menerima perasaan ketidakberdayaan dan keraguan itu, rasakan, dan lepaskan!

Cara melepaskannya bagaimana ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun