Mohon tunggu...
TiaraSugihHartati
TiaraSugihHartati Mohon Tunggu... Pustakawan - Librarian

Pustakawan Tukang Main yang hobinya bercerita banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berkenalan dengan Hui Cilembu: Si Madu dari Sumedang

19 Desember 2020   06:38 Diperbarui: 5 Februari 2021   14:23 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Jalan menuju desa Pamijahan ditempuh dengan kondisi jalan yang naik turun ditempuhnya demi mencicipi ubi manis nan legit berjuluk "Si Madu". Dari sekian banyak penjual, Tria memutuskan memilih satu warung yang menjajakannya. 

Memang, sebelum sampai di desa tersebut sebenarnya sudah banyak toko oleh-oleh di pinggir jalan sekitaran Cibiru yang menyediakan hui langsung dari oven. Tapi ia tetap pada pendiriannya untuk melihat suasana kampung penghasil ubi terkenal tersebut. Tria mengaku perjalanannya menjadi spesial namanya juga wisata dadakan buat mengenal budaya daerah.

Usut punya usut, hui Cilembu yang berasal dari Desa Cilembu Kecamatan Pamijahan Kab.Sumedang termasuk ke dalam kategori ubi jalar yang nampaknya menjadi salahsatu komoditas ekspor ke berbagai negara seperti Hongkong dan Unit Emirat Arab. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 menyebutkan ekspor ubi jalar dari Provinsi Jawa Barat mencapai 194 kwintal per tahunnya.

Pantas saja tak banyak warga lokal yang sengaja membuka warung ubi bakar Cilembu. Nampaknya kebanyakan dari warga menanam dan menjualnya dalam bentuk mentahan. Entah untuk dipasarkan ke berbagai daerah ataupun diekspor ke luar negeri.  Konon katanya, ubi dari desa ini tidak akan semanis jika ditanam di Cilembu. Si Madu menjadi julukan ubi ini karena setelah melalui proses pemanggangan atau pembakaran maka akan keluar cairan seumpama madu yang legit. 

Fakta menarik yang membuat orang lain penasaran. Banyak peneliti juga yang mencoba mencari tahu akan hal ini. Salah seorang mahasiswa dari  Magister Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung juga sempat meneliti tentang kandungan komposisi tanah yang menjadi media tanam ubi ini. 

Penelitiannya yang berjudul "Keanekaragaman Bakteri Rizosfer Pemacu Pertumbuhan Tanaman (Plant Growth Promoting Rhizobacteria/PGPR) selama Pertumbuhan Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas L var. Rancing)" tahun 2016 berkesimpulan bahwa bagian dari tanaman bernama rizofer (daerah yang dekat dengan akar tanaman yang tersedia di dalamnya gula sederhana dan asam amino untuk kelangsungan hidup mikroorganisme yang terdiri atas tanaman, tanah, mikroorganisme, nematoda dan protozoa) dalam ubi jalar Cilembu didominasi oleh bakteri jenis Bacillus. Jadi, bakteri inilah dan komposisi tanah subur daerah inilah yang menjadikan ubi jenis ini sangat manis.

Persoalannya, Sumedang sudah memiliki komoditas ubi jalar yang sangat potensial tentu sangat perlu dukungan juga sokongan lebih banyak dari pemerintah. Dari mulai pemerintahan setingkat warga, desa, kecamatan, kabupaten hinggan Kementerian Pertanian juga Kementerian Perdagangan dan Pariwisata untuk memberi nilai lebih. 

Agrobisnis ubi cilembu untuk memberikan nilai ekonomi bagi warga secara lebih optimal dari sekadar menanam dan memanennya dalam bentuk mentah. Agrowisata untuk memperkuat nilai potensi pariwisata. Juga berbagai perbaikan dan pembinaan lainnya. Nampaknya hal ini sudah diupayakan oleh banyak pihak. Apa yang diupayakan oleh semoga berbuah kebaikan. Masyarakat Cilembu pun semakin sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun