Mohon tunggu...
Tiara PutriFinata
Tiara PutriFinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Inilah Alasan Pentingnya Edukasi Mengenai Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi

23 Oktober 2021   12:39 Diperbarui: 23 Oktober 2021   12:50 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi masalah di dunia. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi tahun 2018 mencapai 34,11% prevalensi ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yaitu 25,8%. Seseorang dikatakan mengidap hipertensi apabila tekanan darah 140/90 mmHg. Hipertensi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai komplikasi penyakit seperti gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, gangguan pada saraf, penyakit pembuluh darah tepi, dan gangguan serebral atau otak, Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Sedangkan, faktor risiko yang dapat dimodifikasi ialah obesitas, merokok, kurangnya aktivitas fisik, diet tinggi lemak, konsumsi garam berlebih, dislipidemia, konsumsi alcohol berlebih, serta psikososial dan stress. Selain disebabkan oleh faktor risikonya, tingginya angka hipertensi di Indonesia juga dapat disebabkan karena kurangnya pemberian edukasi mengenai pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi.

Kurangnya pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai hipertensi dapat menjadikan rendahnya kewaspadaan seseorang terhadap kondisi kesehatannya terutama tekanan darahnya, meningkatkan jumlah morbiditas dan mortalitas, memunculkan perilaku yang buruk dan kurangnya kepatuhan masyarakat yang menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah sehingga meningkatkan risiko seseorang untuk terkena hipertensi. Kurangnya edukasi terhadap masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya ialah sulitnya mengakses wilayah pedesaan/wilayah terpencil sehingga masyarakat juga sulit untuk meraih atau mendapatkan informasi mengenai Kesehatan. Selain itu, minimnya partisipasi dan keingintahuan masyarakat mengenai hipertensi juga menjadi penyebab kurangnya edukasi terhadap masyarakat. Minimnya partisipasi dan keingintahuan masyarakat dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang mengenai hipertensi dan bahaya yang dapat ditimbulkan. Sehingga, masyarakat tidak memiliki kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dan mencari informasi mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi. Rendahnya tingkat Pendidikan juga dapat menyebabkan seseorang menjadi sulit menangkap informasi yang ia dapat dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan, kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat juga dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti kurangnya pemberian informasi dari petugas Kesehatan dan kurangnya ketersediaan informasi di media massa dan elektronik.

Dalam mengatasi kejadian hipertensi, Kementrian Kesehatan sebetulnya sudah mengeluarkan program pencegahan hipertensi yaitu CERDIK dan pengendalian hipertensi yaitu PATUH. Namun, penyebaran edukasi mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi ini masih kurang optimal dan kurang tersampaikan kepada masarakat. Berikut rancangan solusi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemberian edukasi terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi kepada masyarakat :

Rancangan solusi untuk mengatasi masalah minimnya partisipasi dan keingintahuan masyarakat mengenai hipertensi:

  • Mengajukan proposal kepada Dinas Kesehatan untuk mengadakan kegiatan pemeriksaan Kesehatan gratis untuk masyarakat. (high power, low interest)
  • Penyuluhan atau pemberian edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi serta pengadaan kegiatan pemeriksaan Kesehatan gratis untuk masyarakat melalui pusat Kesehatan masyarakat (puskesmas). (high power, high interest)
  • Penyuluhan atau pemberian edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui kader Kesehatan. (high power, high interest)
  • Penyuluhan atau pemberian edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui ketua RW dan ketua RT. (high power, low interest)
  • Penyuluhan atau pemberian edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui institusi Pendidikan formal yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. (low power, low interest)

Rancangan solusi untuk mengatasi masalah kurangnya ketersediaan informasi:

  • Menyebarkan materi edukasi mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi ke institusi Pendidikan formal yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi melalui media massa. (low power, low interest)
  • Menyebarkan materi edukasi mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui media sosial dari suatu komunitas masyarakat. (high power, high interest)

Rancangan solusi untuk mengatasi masalah sulitnya mengakses wilayah pedesaan:

  • Bekerja sama dengan puskesmas dan kader Kesehatan di wilayah-wilayah terpencil atau pedesaan untuk penyuluhan dan pemberian edukasi mengenai hipertensi. (high power, high interest)
  • Bekerja sama dengan institusi Pendidikan formal yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah-wilayah terpencil atau pedesaan untuk penyuluhan dan pemberian edukasi mengenai hipertensi. (low power, low interest)

Referensi

Aan, N., Ristina, M. and Anna, A. (2017) 'Strategi pencegahan hipertensi', Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3), pp. 174--178. Available at: Jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/view/16389/7969.

Kementrian Kesehatan RI (2014) 'Hipertensi', InfoDATIN, (Hipertensi), pp. 1--6. doi: 10.1177/109019817400200403.

Kementrian Kesehatan RI (2019) 'Hipertensi Si Pembunuh Senyap', InfoDATIN, pp. 1--8. Available at: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf.

Limbong, V. a, Rumayar, A. and Kandou, G. d (2018) 'Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tateli Kabupaten Minahasa', Kesmas, 7(4).

P2PTM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) 'Hipertensi/Tekanan darah tinggi', Kementerian kesehatan RI, pp. 1--10.

P2PTM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019) Batasi Gula, Garam, Lemak - Direktorat P2PTM. Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/batasi-gula-garam-lemak (Accessed: 1 June 2021).

Pratama, I. B. A., Fathnin, F. H. and Budiono, I. (2020) 'Analisis Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu', Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES, 3(1), pp. 408--413.

Ramadhan, M. (2017) 'PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA KOMUNITAS WARGA PEDULI KESEHATAN OLAHRAGA KOTA MAKASSAR', pp. 1--113.

Wulansari, J., Ichsan, B. and Usdiana, D. (2013) 'Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Dr.Moewardi Surakarta', Biomedika, 5(1), pp. 17--22. doi: 10.23917/biomedika.v5i1.271.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun