Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harapan Orangtua kepada "Boru Panggoaran"

2 April 2021   22:06 Diperbarui: 3 April 2021   04:37 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak perempuan yang punya segudang impian menuju kesuksesan dan ini didukung oleh orang tua. Gambar diunduh dari lifestyle.kompas.com

Ho do borukku, tampuk ni ate-ateki (Kaulah anak perempuanku, sandaran hatiku)
Ho do borukku, tampuk ni pusuk-pusuki (Kaulah anak perempuanku, puncak harapanku)
Burju-burju ma ho, namarsikkola i (Baik-baiklah kau sekolah)
Asa dapot ho, na sininta ni rohami (Agar kau dapat/raih, apa yang kauinginkan)
Molo matua sogot ahu, ho do manarihon ahu (Kalau kelak aku sudah tua, engkaulah yang memperhatikan aku)
Molo matinggang ahu inang, ho do na manogu-nogu ahu (Kalau aku terjatuh, engkaulah yang menuntun aku)
Reffrain
Ai ho do borukku, boru panggoaranki (Kaulah anak perempuanku, yang akan memberikan nama bagiku)
Sai sahatma da na di rohami (Semoga tercapai apa yang ada di hatimu)

***

Tertuang dalam lagu yang sungguh indah di atas (apalagi kalau didengar langsung), betapa orang tua bangga punya seorang puteri sulung. Apalagi, boru yang dibanggakan adalah boru ni raja (puteri raja, seturut adat orang Toba). Boru ni raja itu punya pola pikir yang visioner, dapat diandalkan, dan bisa menjadi teladan bagi adik-adiknya, termasuk iboto-nya sendiri (iboto: saudara laki-laki).

Boru ni raja itu juga seorang pekerja keras, mandiri, dihormati, dan disegani di sosialitas. Maka, tak heran kalau ia begitu disayangi dan disanjung oleh orang tuanya. 

Untuk itu, agar semakin maju dan tangguh, orang tua menyekolahkan puterinya. Dengan harapan, bahwa si puteri burju marsikkola, baik/tekun dalam belajar di sekolah. Agar, si puteri menjadi anak yang cerdas dan punya prestasi yang membanggakan orang tuanya; punya pekerjaan yang bisa menjamin masa depannya. Sebab, kepadanya sudah dipercayakan nama baik orang tua.

Namun, orang tua berharap agar sang puteri tidak sampai melupakan segala usaha dan cinta yang telah diterima dari kedua orang tuanya. Kepada anak perempuan sulung mereka, orang tua menitipkan pesan supaya mereka jangan sampai ditelantarkan. Malahan, mereka tetap dicintai dan dihormati hingga masa tua mereka.

***

Dari lagu di atas, tersirat inspirasi menarik yang sesungguhnya sudah lama dimengerti orang Batak (Toba). Di masa modern ini, anak lelaki dan perempuan sama. Mereka adalah anugerah dan rahmat dari Tuhan yang harus disyukuri, dijaga, dibesarkan, dan diberikan haknya. Laki-laki dan perempuan harus sama-sama mendapat porsi cinta yang sama.

Maka, sebisa mungkin orang tua akan menyekolahkan anaknya; laki-laki dan perempuan sampai setinggi-tingginya (satimbo-timbona). Semangat ini menjadi pegangan serius, khususnya bagi puteri untuk mempertanggungjawabkan cinta orang tuanya agar tidak sia-sia.

Dan, hasilnya bisa dinikmati. Banyak perempuan Batak yang sudah menjadi orang penting, pemimpin, pemuka masyarakat dan agama, orang yang disegani. Ini semua adalah hasil kerja keras. Mereka mengingat harapan atau nasihat orang tua yang telah mengusahakan segala sesuatunya agar mereka sukses. Mereka ingat itu dan sungguh tekun mengusahakan yang terbaik.

Karena, bagaimana pun bagi orang tua: anahon ki do hamoraon di ahu (anakku adalah hartaku). Maka, para perempuan Batak, semangatlah dan jangan sia-siakan harapan orang tuamu. Buktikkan bahwa kalian (Anda) bisa!

Ai ho do boru panggoaranki!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun