Kalau masa pacaran tidak diseriusi, untuk apa dipertahankan? Dalam hal apa pun dibutuhkan keseriusan, apalagi dalam berpacaran. Kedua-duanya mesti serius membina diri, melatih emosi, memupuk persahabatan, melatih diri berkurban, dan berani saling menegur dalam berpacaran.Â
Jika, keseriusan sudah tidak ada, tak dapat dibayangkan apakah itu pacaran atau tidak. Pacar yang serius tidak akan mencurangi dan membuat pertengkaran belaka.Â
Kecurangan dan pertengkaran adalah tanda bahwa hubungan pacaran tidak akan bertahan lama. Lebih baik merasa sakit karena putus dengan pacar, daripada menyesal tiada henti ketika berumah tangga. Lebih baik merelakan orang yang kita cintai tetapi tidak mencintai kita, karena di situlah terdapat keindahan dan kebaikan cinta. Eseehhh.
Maka, buat sobat-sobat yang tengah beradu kasih dengan pacarnya, bijaklah dalam berpacaran dan jadikan itu sebagai latihan buat berumah tangga kelak dengan SOP (Standar Operating Procedur) etis. Ada yang boleh dan ada yang tidak boleh dilakukan selama pacaran.Â
Untuk itu, bijak dan sehatlah bertutur kata, berpikir, dan bertindak selama masa pacaran. Pacaran yang sehat adalah persiapan matang berkeluarga/berumah tangga yang bahagia. Pupuklah cinta yang jujur, tulus, setia, dan terbuka dengan sang pacar. Jauhilah percekcokan.Â
Apalagi di masa pandemi covid-19 ini, janganlah SOP prokes dilalaikan karena berpacaran.Â