Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Bolehlah Putus Pacaran Demi yang Terbaik!

10 Januari 2021   14:40 Diperbarui: 14 Januari 2021   15:02 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendapat pasangan yang baik. (sumber: PIXABAY.COM/ALICEABC0)

Setidaknya, ada tiga fenomen cinta. Pertama, eros yang adalah cinta romantik. Dari sinilah muncul kata erotis; perasaan cinta hanya terbatas pada nafsu. Kedua, philia yang adalah cinta persahabatan. Cinta ini masih terbatas pada relasi emosional. 

Ketiga adalah agape yang dimengerti sebagai cinta yang Ilahi. Ini adalah cinta yang sejati, karena dimengerti sebagaimana cinta Allah kepada manusia, demikianlah itu diaplikasikan kepada sesama dan terwujud lewat pengorbanan yang tulus. 

Dalam berpacaran, kemungkinan ketiga jenis cinta ini akan dirasakan. Maka, selama masa pacaran, hendaknya diteliti apakah kapasitas cinta yang dimiliki diri sendiri dan pacarnya lebih dominan eros, atau philia saja, atau sudah pada agape. Cinta yang baik dan indah itu sudah berada pada kapasitas agape. 

Buta dalam Mencinta

Sebenarnya, menurut saya pribadi, cinta itu adalah indah dan baik.  Tetapi, mengapa ada yang berargumen bahwa cinta itu buta, bahkan dalam bahasa Inggris dikatakan, "Love is so blind"? 

Spekulasi yang mungkin bisa jadi benar adalah kapasitas manusia memaknai cinta itu. Maka, muncullah problematika cinta.

Ketika cinta berhadapan dengan eros dan eros lebih kuat, cinta akan diperalat demi kepuasan nafsu. Tak heran, siapa saja (berlaku bagi si lekaki atau perempuan) akan berusaha mati-matian mempertaruhkan cintanya demi mencapai kepuasan semata. 

Nafsu yang mau saya katakan bukan hanya terpaut pada seks saja, tetapi hasrat untuk meraup untung, kekayaan, kenyamanan, kenikmatan, atau numpang tenar dari lawan jenis. 

Inilah yang menurut saya menjadi dasar mengapa orang bisa menjadi buta untuk mencintai kekasihnya. Kiranya, selama berpacaran gejala-gejala ini bisa dirasakan dan diselesaikan agar tidak ada penyesalan di hari-hari berikutnya.

Tanda-tanda Pacaran akan Berakhir

Saya bukanlah ahli asmara atau percintaan dua sejoli yang saling melabuhkan hati. Tapi, ada hal menarik yang bisa dibaca sebagai tanda bahwa relasi berpacaran akan berakhir (catatan: sumbernya adalah sharing pengalaman orang lain dan apa yang dituliskan dalam klikdokter.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun