Hatinya sobek di bagian ujung, menjadi luka
Luka itu seperti jamur di kayu lapuk memenuhi tepi-tepi ruas hingga ke tengah
Kering ketika musim panas tiba dan kembali basah ketika musim hujan deras-derasnya
Dan akhirnya menjadi jenat pada saatnya
Dia tidak tahu mengapa hatinya terluka
Ketakutan tidak diterima ataukah kehilangan dirinya
kebebasan terbelenggu
pikiran yang tak sampai pada otaknya
perlakuan tak sesuai dengan logikanya
Otaknya berdansa dan pesta pesta
Menjura pada harap yang sinau
Tapi tidak nyatanya
Seminau meredup
Pesta melebur debu
Dan ia terus bertanya pada cermin, "siapakah Anda?"
Catatan:
Jenat: (sudah) mati
Sinau: berkilau-kilau, bersinar-sinar
Seminau: kemilau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H