Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Random writer, suka menulis apapun. Buku solo: Petualangan Warna-Warni (kumpulan cerpen anak), JERAT KELAM (antologi cerpen horor). Dan 17 buku antologi puisi dan cerpen.

Perempuan biasa yang terbuat dari bahan organik tanpa pemanis buatan. Hanya ingin dikenal melalui karyanya. Betina misterius dan keras kepala. Jangan panggil bu, karena bukan ibu-ibu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjura dan Pesta Pesta

26 November 2024   14:42 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi, desain oleh TiSu dengan Canva

Hatinya sobek di bagian ujung, menjadi luka
Luka itu seperti jamur di kayu lapuk memenuhi tepi-tepi ruas hingga ke tengah
Kering ketika musim panas tiba dan kembali basah ketika musim hujan deras-derasnya
Dan akhirnya menjadi jenat pada saatnya

Dia tidak tahu mengapa hatinya terluka
Ketakutan tidak diterima ataukah kehilangan dirinya
kebebasan terbelenggu
pikiran yang tak sampai pada otaknya
perlakuan tak sesuai dengan logikanya

Otaknya berdansa dan pesta pesta
Menjura pada harap yang sinau
Tapi tidak nyatanya
Seminau meredup
Pesta melebur debu
Dan ia terus bertanya pada cermin, "siapakah Anda?"

Catatan:
Jenat: (sudah) mati
Sinau: berkilau-kilau, bersinar-sinar
Seminau: kemilau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun