Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selain Kehilangan, Copet Menimbulkan Trauma

17 Juni 2021   07:54 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:22 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : kompasiana.com

Sudah pernah mengalami kejadian naas seperti saya? Kecopetan dalam angkutan umum. Semoga belum dan tidak akan pernah terjadi.

Kecopetan itu ternyata bukan saja bicara kehilangan harta benda kita, tetapi menyisakan trauma yang mendalam. Itulah yang pernah saya alami ketika masih baru beberapa bulan di Jakarta.

Sekitar tahun 2003, ketika ingin berangkat mengajar, saya menumpangi angkutan umum, yang saat itu memang penumpangnya tidak ramai.  

Kemudian di tengah perjalanan, ada sekitar tiga orang pemuda yang berpenampilan rapi memberhentikan angkutan umum yang saya tumpangi. Satu mengambil posisi di sebelah kiri saya, satu di sebelah kanan saya, yang satu lagi berada persis di depan saya.

Peristiwanya memang sangat cepat berlangsung, setelah mereka masuk angkutan umum, pemuda yang di depan langsung membagi brosur pijat refleksi kepada penumpang yang ada di angkutan umum tersebut. Termasuk saya.

Awalnya saya tidak curiga, maklum tidak pernah memiliki pengalaman buruk seperti ini. Menurut saya membagi brosur itu biasa-biasa saja, yang tidak biasa itu dan yang membuat saya mulai curiga, dia langsung memeragakan ke tangan saya tanpa ada persetujuan.

Ternyata saya fokus mengelak tangan pemuda yang sedang memperagakan pijatan ke tangan saya, dugaan saya, saat itulah teman-temannya yang ada di samping kanan dan kiri saya mulai beraksi.

Dalam hitungan kurang lebih satu dua menit, mereka berhasil mengambil handphone saya dari kantong celana. Untuk mengeluarkan hanphone dari kantong saat itu memang tidak sulit, karena saat itu saya sedang menggunakan celana yang berbahan licin.

Setelah berhasil mengambil handphone dari kantong saya, mereka bergegas turun dari angkutan. Dan saat mereka turun, saya pun memeriksa isi kantong saya, ternyata handphone yang baru saya beli dan gunakan selama sebulan raib seketika.

Untung saja dompet saya juga tidak ikut raib. Sudah kehilangan tetapi masih ada saja perasaan untung, begitulah diri kita dilatih untuk bersyukur dalam segala hal dan keadaan.

Sejak saat itu, akhirnya saya trauma menggunakan angkutan umum, tetapi hal itu tidak bisa dihindari. Saat itu saya belum memiliki kendaraan, maklum masih baru bekerja di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun