Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi Pajak Masa Pandemi

1 Desember 2020   21:23 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:45 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pajak tentu tidak asing di telinga kita. Bahkan rekan pembaca pasti pernah bersentuhan dengan jenis pajak yang ada di negeri kita. Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai (BM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), atau yang lainnya.

Pertanyaannya, bagaimana sikap dan respon atas kewajiban pajak tersebut? Misalnya, ketika setiap bulan penghasilan dikenai Pajak Pengahasilan (PPh). Ketika harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap tahunnya. Bahkan ketika dikenakan PPN untuk konsumsi barang dan jasa kena pajak.

Sikap dan respon terhadap pajak, sesungguhnya adalah citra diri sebagai anak bangsa. Bagaimana menunjukkan tanggung jawab atau kewajiban sebagai warga negara yang baik. Membayar pajak adalah bentuk kontribusi terhadap keberlanjutan pembangunan, upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa.

Kalau bicara tentang pajak, sesungguhnya pajak bukanlah kebijakan yang hanya berlaku di Indonesia. Semua negara di dunia pasti menerapkan sistem pajak sebagai pemasukan bagi kas negara. Jadi, tidak ada alasan sebenarnya untuk mempertanyakan, mengapa kita harus membayar pajak?

Bukankah dengan pajak, kita dapat memberi kepada negara? Sejatinya harus bangga dapat berkontribusi untuk bangsa kita. John F. Kennedy pernah berkata, "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang kamu berikan kepada negara". Pernyataan ini sesungguhnya cukup menjadi jawaban bagi kita sebagai anak bangsa, atas pembayaran pajak.

Memang, adakalanya kecewa dan mengeluh karena adanya oknum yang menyelewengkan atau menyalahgunakan pajak. Tetapi kita harus yakin dan optimis, bahwa masih banyak petugas yang menjalankan amanah dengan jujur di negeri ini. 

Barangkali jawaban untuk masalah ketidakpercayaan sebagian orang, tentu harus disikapi dengan pengawasan yang lebih ketat. Tentu ini mengingatkan kita pada slogan tentang pajak terdahulu, "Bayar Pajaknya, Awasi Penggunanya."

Nah, mungkin kita sering mendengar pernyataan ini, untuk menjadi pahlawan, tentu tidak perlu lagi mengangkat senjata pada masa sekarang. Mari berkorban (memberi) untuk negara, misalnya melalui pajak. 

Apalagi yang kita berikan itu sesungguhnya akan kembali kepada kita, walaupun memang tidak secara langsung. Kalau berbicara pengorbanan untuk bangsa, jadi ingat apa yang sering disampaikan oleh Sri Mulyani, "Jangan pernah lelah mencintai negeri ini." Barangkali pernyataan ini bisa jadi penguat bagi kita untuk berbakti dan mengabdi bagi negeri kita.

Ngomong-ngomong, seberapa pentingkah penerimaan pajak tersebut bagi negara kita?

Untuk menjawab hal ini, tentu perlu melihat kembali data. Misalnya, dapat membuka Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. Apa peran pajak dalam APBN tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun