Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kuliner Pangan Lokal dan Wisata Kami

27 Februari 2020   22:32 Diperbarui: 27 Februari 2020   22:40 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau pulang ke kampung halaman, selain dapat bertemu dengan keluarga besar, saya tidak mungkin melewatkan dua hal ini. Pertama, menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Kedua, merasakan kekayaan kuliner dari pangan lokal yang penuh nutrisi.

Setidaknya, itulah caraku menghilangkan kepenatan selama tinggal dan beraktivitas di kota metropolitan (Jabodetabek). Selain itu, sebagai bentuk syukur dan dukungan atas keindahan alam dan kekayaan kuliner (baca: pengembangan wisata). Apalagi hal ini sedang menjadi prioritas pemerintah, untuk menggalakkan pariwisata yang akan berpengaruh pada sumber devisa negara dan upaya meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan rakyat.

Pagi itu (26/12/2019) walau langit "tidak bersahabat", mendung dan sesekali bergerimis, tidak menyurutkan langkah kami untuk melakukan perjalanan dari Kota Pematang Siantar (rumah mertua) menuju kawasan wisata Tongging.

Sebab kalau bukan hari itu, maka kami akan kehilangan kesempatan berharga untuk berkunjung ke daerah wisata saat pulang kampung. Mengingat waktu berlibur kami sangat terbatas, dan kami akan segera kembali ke kota perantauan, tempat tinggal kami saat ini.

Setelah lebih kurang dua setengah jam di dalam kendaraan, akhirnya kami memilih untuk singgah sejenak ke sebuah tempat wisata di Tongging yaitu "Bukit Gajah Bobok". "Bukit Gajah Bobok" adalah sebuah bukit yang bentuknya menyerupai gajah yang sedang bobok.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Tetapi, amat disayangkan karena hari itu kami tidak dapat melihat bentuk gajah bobok dengan sempurna. Pasalnya, kondisi kabut yang begitu tebal yang menyelimuti bukit, membuat pandangan kami  terhalang.

Tetapi kami tetap bersyukur, karena anak-anak kami ternyata tetap dapat menikmati petualangan tersebut. Anak-anak senang melakukan pendakian sekitar 700 meter ke atas bukit. Sementara bagi kami orang yang dewasa, sangat menikmati upaya mengabadikan berbagai momen penting di atas bukit yang lumayan "instagramable".

Hari menjelang pukul 12.00 Wib, perut mulai keroncongan. Wajar, karena cuaca saat itu sangat dingin dan banyak menguras energi untuk mendaki bukit.

Setelah menikmati kawasan wisata Bukit Gajah Bobok, kami turun dari bukit tersebut dan bersepakat mencari wisata kuliner yang berupa makanan lokal, yang bernutrisi tinggi tentunya. Pilihan kami akhirnya jatuh ke tempat makan yang menyediakan ikan.

Saudara kami menawarkan tempat makan yang menjadi langganan mereka selama ini. Tempat makannya lumayan menyenangkan. Bentuknya lesehan dan berada di pinggiran danau (Danau Toba).

Serunya, kami dapat langsung melihat dan memilih ikan yang akan kami konsumsi dari keramba yang ada di pinggiran danau tersebut. Untuk pilihan ikan, di keramba tersebut terdapat beberapa jenis ikan seperti ikan mas dan ikan nila. Pilihan kami pun akhirnya jatuh pada ikan nila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun