Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alasan Menulis Pengalaman Hidup

27 Maret 2018   07:38 Diperbarui: 27 Maret 2018   08:42 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Setiap orang pasti memiliki peristiwa penting dalam hidupnya. Mulai dari keberhasilan dan kegagalan. Suka maupun duka. Atau masih banyak hal yang lainnya.

Dari pengalaman hidup tersebut, saya yakin banyak yang bisa dikisahkan kembali atau diangkat ke permukaan. Dan tentunya, tidak sedikit pula yang bisa dijadikan sebagai proses pembelajaran dan menginspirasi orang lain.

Pertanyaannya, apakah bagian kisah hidup kita yang berharga itu akan dinikmati sendiri? Atau terkubur dan terlupakan selamanya?

Memang tidak semua hal bisa kita ungkapkan ke orang lain atau publik. Tapi yakinlah bahwa setiap orang memiliki kisah hidup yang unik, menarik dan layak untuk dikonsumsi dan dinikmati publik.

Bukankah dari berbagai tulisan tentang sosok, biografi atau autobiografi yang pernah kita baca terkadang menggugah imajinasi, cara pandang dan bahkan tindakan kita? Artinya pengalaman hidup orang lain ternyata memiliki tempat di hati dan pikiran kita.

Nah, bagaimana dengan pengalaman hidup kita? Tentu hati dan pikiran orang lain juga ada tempat bagi kita. Selagi kita memiliki motivasi yang baik dan benar, serta hal itu bisa membangun diri orang lain dan menjadi proses pembelajaran bagi mereka, ayo lakukan saja.

Untuk itu, mari silahkan melakukan audit pengalaman hidup. Pilah dan pilih pengalaman hidup kita yang layak dipublikasikan.

Menceritakan dan menuliskan pengalaman hidup kita adalah dua cara yang bisa digunakan dalam proses publikasi. Tapi dengan menceritakannya akan mudah dilupakan atau yang mendengarnya pun sangat terbatas. Berbeda jika dituliskan, selain pembacanya tidak terbatas maka pengalaman itu pun tersajikan dengan baik dan bertahan lebih lama.

Pilihan ada di tangan kita. Kalau saya pribadi, lebih memilih untuk menuliskannya tentu dengan alasan di atas dan beberapa pertimbangan lainnya.

Menurut hemat saya, menulis pengalaman masa lalu sesungguhnya tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi bagi diri kita juga. Kita pun bisa belajar dari pengalaman masa lalu kita sendiri. Dengan mengenang pengalaman masa lalu dan menuliskannya pasti akan menyegarkan ingatan kita. Dan memungkinkannya dijadikan sebagai pedoman menjalani hari ini dan masa yang akan datang. Agar tidak melakukan kesalahan dan kegagalan yang sama kembali.

Pengalaman masa lalu juga bisa mengajarkan pada diri kita untuk selalu menghargai dan peduli dengan diri kita. Menghargai setiap prestasi dan pencapaian kita. Sehingga memotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Mungkin dengan cara yang berbeda dan lebih kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun