Mohon tunggu...
Thufiul Lailatul
Thufiul Lailatul Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Nilai-nilai Penting Pers

29 Desember 2015   16:21 Diperbarui: 29 Desember 2015   16:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menulis adalah salah satu bentuk kegiatan untuk mencurahkan segala unek – unek hati lewat media tulisan. Baik itu dalam bentuk diary, opini, karya ilmiah, puisi, cerpen atau hanya sekedar corat- coret. Secara tidak sadar pun, sebenarnya semua orang mempunyai potensi untuk menulis, akan tetapi kebanyakan orang memendam potensi itu bahkan terlalu pesimis untuk memulai menulis. Ada sebuah pepatah mengatakan “when you are writing a first a draft don’t worry if what comes out is any good or not. Just write”, artinya jika kamu menulis draft pertama, jangan pikirkan hasilnya akan bagus atau tidak, yang penting untukmu adalah terus menulis.

Jangan takut salah, lebih baik membuat kesalahan untuk memperoleh kebenaran dari pada tidak melakukan apapun. Perlu diingat, bahwa menulis itu bukanlah seuah bakat bawaan, semua orang mempunyai potensi yang sama. Bahkan seorang penulis besar seperti Ernest Hemingway dulunya adalah orang yang gagal dalam menulis, bahkan beliau membuat seratus lembar namun hanya satu halaman yang menjadi masterpiece, 99 lembar lainnya hanya dianggap coretan - coretan tidak penting. Pengetahuan tak akan selalu terpendam dalam otak, adakalanya pengetahuan yang dimiliki seseorang harus dibagikan dengan banyak orang, saudara kita, teman- teman kita, anak- anak kita, ataupun murid- murid kita. Dengan tulisan akan ada banyak orang yang bisa mencicipi ilmu yang kita miliki dan dengan menulis kita tak perlu capek- capek kesana kemari mentransfer ilmu yang kita miliki.

Seorang penulis hendaknya mengetahui bagaimana cara menulis yang baik dan benar, sesuai dengan sistematika kepenulisan, sehingga pembaca dapat memahami apa yang dimaksud oleh penulis. Ikatlah ilmu dengan tulisan, itulah sedikit kata mutiara dari sebuah kitab kuning yang dikaji oleh pesantren- pesantren. Ilmu seperti domba yang akan lari bila tidak diikat. Itulah sebabnya, ilmu itu harus diukir bukan hanya diawang- awang namun juga diukir diatas batu (kertas). Sebagai seorang jurnalis dituntut untuk dapat mengemban tugasnya secara maksimal dan bertanggung jawab.

Seorang wartawan dalam melaksanakan tugas kejurnalistikannya pun dituntut untuk selalu menyajikan berita yang bagus dan bermanfaat bagi banyak orang. Selain itu juga seorang wartawan atau jurnalis harus memiliki beberapa sifat-sifat sebagai seorang wartawan yang ideal. Sebagaimana dalam buku “Jurnalistik Dasar” yang ditulis oleh Luwi Iswara, disebutkan bahwa salah satu ciri yang harus dimiliki seorang jurnalis adalah memiliki jiwa action.

Jiwa untuk selalu bertindak agar waktunya tidak terbuang sia- sia dengan bersantai dan berleha- leha tapi waktu itu harus dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Wartawan atau jurnalis harus bersifat actoin dengan segera mencari berita dan mendatangi kejadian diluar meja direksi. Jika seorang wartawan hanya berada didalam gedung atau duduk saja tentu tak akan mendapatkan berita atau mendapat berita namun tak sesempurna dibandingkan jika mengunjungi tempat kejadian dan menjadi pengamat pertama suatu peristiwa.

Sikap kritis yang ada pada diri seseorang hendaknya dikembangkan dan disalurkan dalam suatu wadah yang pas sehingga nantinya tidak ngawur dalam menyampaikan argumennya. Dari sinilah mengapa perlu adanya pengetahuan mengenai kejurnalistikan atau pers. Selain mengetahui tentang pers dan jurnalis tentunya untuk menuangkan gagasan- gagasannya diperlukan juga suatu aspirasinya. Maka dari itu, sangat dianjurkan agar masuk dan aktif dalam suatu lembaga pers yang dapat menampung segala pikiran yang ada di pikiran kepala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun