Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Amarah

29 April 2017   08:07 Diperbarui: 29 April 2017   09:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AMARAH suatu yang lumrah tetapi perlu dihindari. Merupakan perasaan alami yang timbul pada diri seseorang atas reaksi terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Amarah berkonotasi negatif, namun semua orang pasti pernah mengumbar amarah saat dirinya tidak stabil.

Amarah identik dengan keangkuhan seseorang yang merasa memiliki superior keatas orang lain. Keangkuhan membuat rasa hormat kepada orang lain hilang sehingga terjadilah tindakan semena-mena yang bertentangan dengan nilai dan norma yang telah lama dianuti bersama.

Supaya amarah tidak menguasai manusia, perlu mengamalkan lima hal dasar sebagai berikut:

Pertama, jauhi sikap angkuh dan sombong

Kedua, hargai dan hormati diri sendiri serta orang lain

Ketiga, jangan merasa sendiri memiliki daya superior karena status dan jabatan yang disandang

Keempat, membiasakan diri mengucapkan kata maaf

Kelima, senantiasa mengucapkan kata terima kasih

Melawan amarah merupakan hal yang sangat berat untuk diterapkan. Kebanyakan orang cepat marah karena tidak terima bila ditegur. Apalagi yang menegur tidak memiliki kuasa apa-apa berbanding dirinya.

Bagaimanapun, kita harus belajar dan membiasakan diri untuk selalu stabil dan yakin bisa mengatasi amarah karena akan berdampak buruk bagi kita dan orang yang kita marahi. Kita bisa kehilangan wibawa di depan publik yang melihat tindakan dan sikap kita, sementara orang yang kita hardik bisa trauma, frustasi dan juga timbul fikiran negatif terhadap kita.

Untuk untuk dalam beriteraksi, kedua belah pihak harus sama-sama mengantisipasi hal-hal yang berpotensi dapat menimbulkan kemarahan.***

Sekadar renungan singkat akhir pekan.

KL29042017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun