Proses Rekrutmen Karyawan dalam Manajemen Pengembangan SDM

Rekrutmen kerja merupakan tahapan proses mencari anggota atau karyawan bagi sebuah organisasi kerja yang sesuai dengan standar kriteria tertentu untuk mencapai tujuan bersama. 

Bagi sebuah perusahaan, aspek manajemen rekrutmen calon tenaga kerja dapat dilihat dalam empat tahap, yakni: menarik minat calon pelamar, menentukan persyaratan penerimaan karyawan, proses seleksi calon, dan orientasi atau pelatihan kerja.

Akan sangat penting sekali bagi perusahaan untuk melakukan tahapan rekrutmen supaya dapat menseimbangkan kemampuan dan kebutuhan perusahaan dengan jumlah karyawan yang akan direkrut. Selain itu, dapat menyesuaikan rencana dan tujuan perusahaan dengan kompetensi SDM yang direkrut termasuk mekanisme pengembangan karir karyawan.

Kebijakan rekrutmen penting juga dibuat semenarik mungkin yang mencakup aturan yang diberlakukan untuk kegiatan rekrutmen dengan informasi yang jelas dan mudah dicerna oleh calon karyawan.

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan di Indonesia adalah memanfaatkan legitimasi Depnakertrans untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut dengan menekankan tiga hal di bawah ini:.

Pertama: Kegiatan rekrutmen meliputi beberapa hal seperti, sbb: mengetahui jumlah calon karyawan yang tersedia, menentukan kebutuhan staf, dan menentukan strategi orientasi.

Kedua: Kegiatan penempatan meliputi penyesuaian kualifikasi dan kemahiran dengan tugas yang dibebankan, serta pengelolaan karyawan yang berpotensi tinggi untuk meniti karir secara tepat.

Ketiga: Kegiatan pelatihan dan pengembangan dilihat dari upaya perusahaan dalam menyediakan kesempatan bagi SDM yang ada untuk mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, termasuk menyediakan sarana dan prasarana bagi karyawan untuk melakukan perencanaan karier mereka sendiri dengan cara mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

Kalau kita cermati secara umum, pertimbangan utama proses rekrutmen dalam manajemen pengembangan SDM adalah faktor internal perusahaan dalam menentukan skala proritas sebagai target capaian serta memastikan keberlangsungan perusahan dalam konteks berhasil.

Dalam hal ini, perusahan perlu mempertimbangkan misi dan tujuan perusahaan, menganalisa lingkungan, evaluasi aset sosial dan aset fisik, pengambilan keputusan strategis, dan pengendalian strategis atas keputusan yang diimplementasikan di lingkungan kerja.