Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ini Pemilu Indonesia Paling Heboh di Luar Negeri

16 April 2019   15:16 Diperbarui: 16 April 2019   23:17 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pemilu di SIKL. (Dok. Pribadi)

MALAYSIA merupakan negara paling banyak didiami oleh warga negara Indonesia. Mereka merantau ke Malaysia sejak puluhan tahun, bahkan ratusan tahun yang silam. Pihak otoritas Malaysia dan juga kantor perwakilan RI merilis sekitar 2.7 juta warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di seluruh Malaysia, baik yang legal maupun ilegal.

Dari jumlah tersebut, ada yang terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan ada juga yang tidak terdaftar karena masuk ke Malaysia secara ilegal. Masalah lainnya, banyak yang tidak mendaftarkan diri secara online di website panitia pemilihan luar negeri (PPLN). Di Malaysia terdapat enam PPLN yaitu Kuala Lumpur, Penang, Johor Bahru (Johor), Kuching (Sarawak), Kota Kinabalu (Sabah), dan Tawau (sabah).

PPLN Malaysia melayani calon pemilih dengan tiga metode, yakni tempat pemilihan suara (TPS), kotak suara keliling (KSK) dan sistem Pos. Masyarakat Indonesia yang berdomisili dekat dengan kantor perwakilan RI, memilih di TPS, sementara mereka yang berada jauh dari kantor perwakilan RI dilayani secara KSK dan Pos.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan PPLN Malaysia menetapkan waktu pencoblosan di TPS pada hari Minggu (14/4/2019). PPLN Kuala Lumpur membuka tiga premis Indonesia sebagai pusat pencoblosan TPS sbb: KBRI Kuala Lumpur, Wisma Duta, dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).

Suasana petugas TPS Luar Negeri di Malaysia. (Dok. Pribadi).
Suasana petugas TPS Luar Negeri di Malaysia. (Dok. Pribadi).

Di ketiga premis tersebut, sejak pagi hingga sore tampak sangat ramai dan meriah. Salah satu faktornya adalah karena bertepatan dengan hari libur. Oleh karena itulah tingkat pastisipasi masyarakat Indonesia pada Pemilu 2019 di wilayah Malaysia sangat tinggi sekali.

Di KBRI dan Wisma Duta, antrian panjang sampai di luar premis, sementara di SIKL semua pemilih memadati halaman sekolah, baik di depan maupun di halaman belakang sekolah. Antrian tampak mengitari lingkungan sekolah.

Suasana trik yang menyengat sama sekali tidak dihiraukan, para pemilih dengan semangat dan tertib antri, walau sesekali terjadi saling dorong saat pengecekan data DPT dan berebut masuk di pintu masuk ke area TPS.

Antrian berjubel menuju area TPS. (Dok. Pribadi)
Antrian berjubel menuju area TPS. (Dok. Pribadi)

Selama berlangsungnya acara pencoblosan surat suara di TPS Malaysia, tidak ada kisruh yang serius, demikian juga tidak banyak yang jatuh sakit. Beberapa kejadian pemilih yang lemah karena masuk angin, cuaca yang panas dan akibat desak-desakan saat antri. Namun secara keseluruhan, semuanya terkawal dan berjalan dengan lancar.

Di SIKL, suasananya cukup meriah. Masyarakat yang datang mencoblos dihibur dengan musik lewat pengeras suara agar suasana tidak menjenuhkan. Sementara di luar pagar, para pendukung fanatik paslon presiden/wakil presiden nomor urut 01 dan urut 02 dengan begitu semangat meneriakkan yel-yel sambil mengcungkan jari tanda dukungan masing-masing.

Ada 255 TPS yang dibuka di tiga premis tersebut. Masing-masing TPS dibekali dengan minimal 500 surat suara presiden/wakil presiden dan 500 surat suara legislatif. Masing-masing surat suara yang terpakai mencapai angka rata-rata 350.

Bila dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya, suasana dan tingkat partisipasi masyarakat sangat jauh berbeda. Partisipasi masyarakat Indonesia pada Pemilu tahun 2014 yang datang ke TPS rendah sekali, rata-rata suara yang masuk di setiap TPS sekitar 100 suara. Bahkan ada TPS yang hanya 18 suara.

Beberapa faktor tingginya partisipasi Pemilu 2019 di Malaysia adalah sebagai berikut:

Pertama, sosialisasi media massa yang masif khususnya melalui acara debat calon presiden dan wakil presiden.
Kedua, adanya mobilisasi massa oleh partai, khususnya tim sukses calon presiden dan wakil presiden.
Ketiga, adanya fasilitas yang diberikan oleh perwakilan RI dalam hal registrasi online.
Keempat, Adanya mobilitas besar-besaran oleh partai pendukung presiden dan wakil presiden menuju lokasi TPS.
Kelima, meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi.
Keenam, Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mensukseskan Pemilu.
Ketujuh, Masyarakat semakin logis dalam berfikir dan mengetahui mudaratnya Golput.
Kedelapan, Tingginya persaingan antara kedua paslon (01 dan 02).
Kesembilan, Berjalannya sosialisasi politik di kalangan pekerja migran Indonesia di Malaysia
Kesempuluh, Masyarakat semakin aktif memanfaatkan media sosial (Medsos) sebagai media komunikasi dan kampanye.

Tingginya euforia dan respon pemilih yang datang ke pusat TPS, membuat Pemilu Indonesia di Malaysia yang paling heboh di luar negeri.

Pada tanggal 17 April 2019 malam, secara serentak dengan penghitungan di tanah air, akan diadakan di KBRI dan SIKL. Siapa pun calon yang menang dan mendapat mandat rakyat dari pesta demokrasi ini, harus kita dukung sebagai pemimpin dan wakil rakyat yang sah.[]

Sekadar berbagi untuk Indonesia yang berdemokrasi.

KL: 16042019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun