Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agar Program "Satu Guru Satu Buku" Bukan Sekadar Slogan

3 Juni 2018   22:31 Diperbarui: 3 Juni 2018   23:02 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana IHT guru Indonesia di Malaysia. (Dok. Pribadi)

Menulis bagi insan pendidik merupakan hal mutlak dilakukan karena proses kegiatan belajar mengajar bisa melalui media apapun, baik secara verbal maupun non verbal. Oleh karena itu, catatan ilmiah atau kisah inspiratif dari seorang guru yang dibukukan, dapat dijadikan rekam jejak yang sangat bermanfaat sebagai landasan pembelajaran untuk dikonsumsi oleh generasi penerus bangsa pada zamannya.

Tentu kita tidak ingin program "Satu Guru Satu Buku" yang biasa disingkat "Sagusaku" ini hanya sebatas slogan belaka, tetapi harus diseriusi dengan tindakan aplikasi menulis baik di blok pribadi yang kemudian dapat dibukukan serta dipublikasikan.

Tiga orang anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI) yaitu Pak Tri, Bu Yulismarm, dan Bu Nurbadriyah yang biasa keliling tanah air mengajak para guru menulis, kini telah merentas batas teritori wilayah Indonesia, mereka terbang ke Malaysia menyapa guru-guru Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di Negeri Jiran membawa program "Sagusaku."

Akhir Mei lalu, mereka dengan penuh antusias menularkan ilmu kepenulisan kepada guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB), dan Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI) Klang, Selangor mendapat sambutan yang luar biasa.

Tak dapat dipungkiri bahwa eksistensi dan perjalanan serta kiprah institusi pendidikan Indonesia perlu direkam dan diabadikan dalam bentuk karya tulis dengan penyampaian yang lugas dan renyah supaya enak dicerna. Oleh karena itulah kehadiran IGI dengan program Sagusaku yang mengusung slogan Share and Growing Together bak gayung bersambut, menghangatkan suasana dan memacu semangat guru Indoensia di Semenanjung Malaysia untuk memulai menulis.

Kini para guru SILN di Malaysia sudah mulai menulis dan dengan penuh semangat memasang target menerbitkan beberapa buku antologi dan terbitan solo. Semoga program ini bisa terealisasi sehingga guru benar-benar memiliki skill menulis dan memiliki buku terbitan yang ber-ISBN.

Yang paling penting, para guru benar-benar dapat dimanfaatkan oleh guru di Indonesia di Malaysia untuk memiliki masing-masing satu buku terbitan, agar program ini tidak jadi sekadar slogan belaka.(*)

Sekadar berbagi dari SILN.

Melaka, 31 Juni 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun