Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malaysia Targetkan Status "Kuala Lumpur Kota Buku Dunia 2020"

4 November 2017   06:06 Diperbarui: 4 November 2017   09:48 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dok. Telegraph.co.uk

Negeri Jiran Malaysia, kelihatan akan mengikuti jejak negara tetangganya, Thailand yang pada tahun 2013, ibu kota Bangkok pernah dinobatkan sebagai ibu kota buku dunia atau World Book Capital pertama untuk regional ASEAN. Terakhir, status ibu kota buku dunia dipegang oleh kota Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA) dan status tersebut akan berakhir tahun 2019. Maka hal inilah yang dikejar oleh Malaysia supaya status tersebut bisa diestafet dari Sarjah ke Kuala Lumpur.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) telah memberikan gelar Ibu Kota Buku Dunia kepada 19 kota di seluruh dunia sejak 2001 dengan diawali oleh Madrid, Spanyol. Gelar bergengsi itu rata-rata disabet oleh negara-negara yang memiliki tingkat peradaban keilmuan dan sastra yang tinggi seperti Spanyol, Mesir, India, Libanon, dan Yunani.

Gelar penghargaan tersebut diberikan kepada ibu kota negara yang memperlihatkan komitmen tinggi dalam mengadakan pesta buku, promosi dan juga aktivitas literasi untuk mengembangkan dunia sastra, kesenian, dan juga kebudayaan.

Sudut Kota Sharjah UEA. Foto: Dok. en.unesco.org
Sudut Kota Sharjah UEA. Foto: Dok. en.unesco.org
**

Sejak akhir Oktober yang lalu, Pemerintah Malaysia sudah melakukan upaya resmi untuk melobi PBB supaya Kuala Lumpur bisa meraih status Kota Buku Dunia 2020. Lobi tersebut akan berlangsung dalam dua tahap yaitu pada sidang umum UNESCO tahun 2017 dan sidang umum UNESCO tahun 2019 nanti.

Saya amati bahwa Malaysia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan organisasi bidang keilmuan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Banga (PBB), karena negara pimpinan Najib Razak ini merupakan anggota eksekutif UNESCO dan wakil kelompok kerja Elektoral (IV) yang mewakili negara-negara Asia Pasifik. 

Selain itu, dalam berbagai hal yang saya perhatikan, Pemerintah Malaysia cukup serius bila mengerjakan sesuatu baik itu pembagunan infrastrutuk negaranya, pembangunan sumber daya manusianya, serta berbagai isu dalam negerinya antaranya pariwisata, pendidikan, budaya, agama, multi ras,  dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal itulah, saya yakin Malaysia memiliki kans besar untuk menyabet status "Kuala Lumpur Kota Buku Dunia 2020."

Kuala Lumpur Book Fair 2017. Foto: Dok.Pribadi
Kuala Lumpur Book Fair 2017. Foto: Dok.Pribadi
Beriku nama-nama ibukota negara yang pernah mendapat gelas sebagai Kota Buku Dunia sejak tahun 2001 s.d 2019 adalah sbb: Madrid (Spanyol), Alexandria (Mesir), New Delhi (India), Antwerp (Berlgia), Montreal (Kanada), Turin (Italia), Bogota (Kolombia), Amsterdam (Belanda), Beirut (Libanon), Ljubljana (Slovenia), Buenos Aires (Argentina), Yerevan (Armenia), Bangkok (Thailand), Port Harcourt (Nigeria), Incheon (Korea Selatan), Wroclaw (Polandia), Conakry (Guenea), Athena (Yunani), dan Sharjah (UEA).

Menurut saya, Indonesia juga harus mengejar status bergengsi ini, karena jelas akan memiliki dampak yang besar serta kita dilihat serius dalam memajukan ilmu pengetahuan dan agenda Gerakan Literasi Nasional. 

Demikian, sekadar berbagi di akhir pekan. Semoga bermanfaat. 

Salam literasi

KL: 04112017

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun