Mohon tunggu...
Theresia Putri Maharani
Theresia Putri Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solidaritas Jadi Langkah Awal Mewujudkan Tujuan Keluarga

15 September 2022   09:23 Diperbarui: 30 September 2023   18:21 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ayomendidik.com

Melalui hasil wawancara dengan ibu saya, pengalaman nilai-nilai budaya yang telah beliau pelajari dahulu berdampak pada kehidupannya saat ini hingga diturunkan kepada anak-anaknya. Ibu saya merupakan masyarakat asli suku Jawa tepatnya berasal dari daerah Pacitan, Jawa Timur. Ibu saya tinggal bersama orang tuanya dan juga adik-adiknya di daerah pedesaan. Maka dari itu, kehidupan ibu saya dari kecil sangatlah sederhana dan juga lingkungan tempat tinggal dahulu dikelilingi oleh orang-orang dengan berkehidupan sederhana sehingga gaya hidup dan kebiasaan di lingkungan tersebut relatif sama. Hal tersebut ditunjukkan dengan mata pencaharian masyarakat sekitar warga. 

Di tempat tinggal ibu saya rata-rata masyarakat termasuk keluarga ibu berpenghasilan sebagai petani penghasil gula aren atau sebutan di daerah sana yaitu “ndérés”. Budaya tersebut meluas di sekitar tempat tinggal ibu saya, setiap rumah per rumah mereka melakukan aktivitas “ndérés” dan hasilnya dapat dijual atau dikonsumsi sendiri. Proses produksi gula aren masih dilakukan secara konvensional oleh masyarakat sekitar. Dengan memanjat pohon kelapa tanpa alat keamanan dan juga membawa alat tempat bambu untuk air kelapa. Hal tersebut dilakukan juga secara turun temurun dari kakek nenek, orang tua hingga anaknya. Namun, sayangnya saat ini kegiatan tersebut sudah jarang ditemui karena masyarakat di desa banyak yang sudah berpindah tempat tinggal di kota.

Pengalaman dari ibu saya terhadap kegiatan tersebut adalah ditunjukkan dengan moment kebersamaan dan kerjasama antar keluarga. Berbagi tugas secara adil saling membantu dan menutupi kekurangan masing-masing. Selain itu juga selalu peduli karena pekerjaan mengambil air kelapa dengan memanjat pohon tanpa keamanan yang cukup membuat khawatir dan ketakutan tersendiri, maka adanya peran menjaga satu sama lain sangat dibutuhkan. Melalui hal tersebut juga harus mempunyai pengalaman yang mumpuni dan keberanian sebagai bentuk profesionalitas dalam bekerja. Proses produksi gula aren dilakukan secara bersama di dalam keluarga seperti kakek dan lék (paman) melakukan panjat pohon kemudian yang lainnya nenek dan ibu serta para bulék (tante) memasak dan mencetak gula.

Pembagian tugas pekerjaan rumah, ibu terapkan dikeluarga kami apalagi ibu memiliki warung makan sehingga kami sekeluarga saling bahu membahu membantu ibu. Tidak hanya kami anak-anaknya tetapi ayah juga memiliki peran dalam tugas ini. Dengan hal tersebut maka ibu tidak menggunakan tenaga kerja orang lain tetapi kami para anaknya diwajibkan untuk membantu ibu. 

Dari hal tersebut kegiatan saling membantu ini ibu mengharapkan para anaknya belajar untuk berusaha melakukan pekerjaan sendiri dan juga menghargai pekerjaan ibu karena sudah membiayai kami. Maka dari itu, tugas rumah tangga juga tidak hanya ibu yang melakukan tetapi kami semua juga mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing seperti ayah menyetrika baju, ibu mencuci baju, kami anak-anaknya menyapu dan mencuci piring. 

Ibu mengajari kepada kami bahwa membantu sesama merupakan bentuk dari cara menghargai seseorang. Maka dari itu, kami harus membangun rasa peduli dan bekerja keras supaya usaha yang sudah dilakukan tidak menjadi sia-sia. Namun, ibu menghindari sikap memerintah kepada anak-anaknya karena akan berdampak pada psikologis sehingga ibu lebih menekankan pemahaman dan penerapan contoh mengenai kesadaran di dalam diri sendiri. Dengan hal tersebut anak akan berkebiasaan untuk saling membantu tanpa disuruh atau diperintah.

Dari upaya ibu untuk memberikan kami pembelajaran melalui cerita pengalamannya hal ini menunjukkan bahwa keluarga di dalam buku Samovar, 2017 merupakan tempat mulanya pembentukan, pemahaman, dan penerapan berbagai pengetahuan, nilai, sikap, dan kebiasaan yang didapat dari generasi sebelumnya (DeGenova dan Rice). 

Sejarah mengatakan bahwa keluarga merupakan pengawas pertama dan utama dari pandangan dan nilai-nilai. Adanya nilai ajaran yang dilakukan oleh keluarga menurut Samovar, 2017 adalah nilai komunal yaitu menekankan kebutuhan, tujuan, dan identitas. Kedua, keluarga memberikan identitas terhadap informasi latar belakang, budaya, adat istiadat, tradisi, nilai, dan bahasa. Ketiga, terbentuknya komunikasi sebagai proses pengembangan kualitas diri, perasaan, kemampuan, karakteristik, dan nilai melalui adanya keteraturan dalam keluarga. Dengan ketiga poin tersebut sebuah keluarga itu penting ditunjukkan dari ibu mengajarkan dan menerapkan contoh untuk saling membantu dengan berbagi tugas sebagai bentuk kesadaran diri dan kepekaan terhadap rasa tanggung jawab karena kami saling membutuhkan satu sama lain.

Daftar Pustaka: 

Samovar, L., Porter, Richard., McDaniel, Edwin R. dan Roy, Carolyn S. (2017). Communication Between Cultures. Cengage Learning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun