Yang dahulunya sayang kini tak lagi menyapa, yang dahulunya saling mengumpat kini saling mendoakan. Yang dahulunya jauh kini seperti tak ada jarak. Dan itulah manusia beserta perasaannya yang mudah berubah.Â
Maka janganlah kita terlalu bersandarkan diri hanya pada perasaan yang berasal dari hati. Karena hati manusia akan mudah berubah sewaktu-waktu semudah membalikkan kertas. Maka janganlah kita bersandar pada hati, apalagi hati yang jauh dari dzikirnya.
Yang mudah diiputar balikkan dengan permainan syaitan. Itulah yang menimbulkan perasaan sesat manusia lagi menyesatkan. jika rumit sebuah perasaan untuk dijelaskan maka bisa jadi itu bukan dari perasaan hati kita yang paling dalam.
Karena perasaan yang hakiki dan baik itu pastilah jelas dan bukan kesukaran. Karena segala yang abstrak dan kesukaran hanya berasal dari musuh yang terkutuk dan nafsu. Karena itu, pandai-pandailah kita memilah-milih perasaan dari hati kita.
Dan berhati-hatilah kita juga untuk menerima perasaan dari hati yang lain juga. Tapi teruslah berharap pada yang tak pernah berubah. Yaitu pada yang memberikan perubahan dan ketetapan itu. Dan terimalah perasaan dari hati yang terus menyebutkan Sang Pemberi Perubahan dan Ketetapan Allah Yang Maha Kuasa pemilik dan pemegang seluruh hati makhluknya.