Minyak Goreng bekas atau akrab disebut minyak jelantah adalah sisa sisa minyak dari suatu proses penggorengan. Bagi emak-emak, minyak jelantah pasti akrab dan saban hari harus berhadapan dengan sisa minyak goreng ini. Dan ternyata minyak goreng bekas ini belum diperlakukan dengan benar oleh emak-emak ataupun ART setiap harinya.Â
Berdasarkan pengalaman selama ini, minyak goreng bekas dibuang ke saluran air, padahal itu bisa merugikan. Pertama, saluran air bisa mampet, karena minyak goreng bekas jika dingin bisa membeku. Yang kedua, minyak goreng bekas itu pada akhirnya akan mencemari air dan tanah yang dilewatinya saat dibuang. Yang ketiga, jika dibuang sembarangan akan mendatangkan berbagai kuman dan  penyakit, sebab ada sisa makanan yang menyatu dengan jelantah yang nanti bisa menjadi sumber datangnya kuman dan penyakit.
Di Medan misalnya, saya membina seorang Mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri 4 tahun terakhir ini. Dalam artikel terpisah nanti akan saya ulas profilnya secara khusus.Â
Selama 4 tahun bisnis jelantah, dia dapat membeli armada angkutan niaga 1 unit, dapat membeli motor dari usaha sendiri, dapat membayar dan membiayai sendiri kuliahnya, dapat membantu keluarganya dalam bidang finansial. Penghasilannya bisa setara Manager setiap bulannya.
Di Bandung, saya membina seorang mantan guru Honorer menjadi seorang pengumpul minyak jelantah yang penghasilannya puluhan juta setiap bulan selama 3 tahun terakhir dan telah memiliki 1 unit mobil pribadi untuk keluarganya dan 4 unit armada niaga untuk mengangkat barangnya.
Di Palembang, ada seorang anak muda yang gagal dalam usaha bengkel, lalu 2 tahun terakhir aktif sebagai pengumpul jelantah di palembang. Puluhan ton dia kumpulkan setiap bulan minyak jelantah di Palembang. Dia bersama istrinya bahu membahu mengumpulkan jelantah setiap hari.
Di bogor, ada sekumpulan anak muda yang setiap hari bergerilya dari satu resto ke resto yang lain mengutip dan pick up minyak jelantah dengan pendapatan yang lumayan bagus.
Di Surabaya juga saya punya mitra suami istri mengumpulkan minyak jelantah setiap hari. Di Pekan baru, seorang manager di perusahaan pupuk dan pestisida memodali saudaranya untuk mengumpulkan jelantah setiap hari. Di samping dia memperoleh penghasilan tambahan, dia juga bisa mempekerjakan orang lain.
Di Jambi ada seorang anak muda, selain dia berdagang kain, dia mengumpulkan jelantah dikota jambi dan pada akhirnya, dia memiliki penghasilan yang lebih besar dari usaha minyak jelantah ini.Â
Ada puluhan mitra saya yang lain, yang belum saya sebutkan kota kota yang sudah berjalan di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini, yang nanti akan saya bagikan cerita sukses mereka dalam mengumpulkan jelantah satu persatu lewat tulisan di kompasiana ini. Ada puluhan emak-emak yang memiliki penghasilan sampingan dari mengumpulkan dan mencari sumber sumber minyak jelantah.
Di kota-kota kabupaten dan kotamadya juga sudah banyak. Banyak kelebihan bisnis minyak jelantah ini. Jika anda tertarik, bisa kirimkan no WA anda lewat alamat email saya yang akan saya cantumkan dalam tulisan ini.
Pertama, Mengedukasi masyarakat dan pelaku usaha jasa makanan akan bahaya minyak jelantah bagi kesehatan dan pencemaran lingkungan.
Kedua, Minyak jelantah masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel, sehingga usaha ini sangat layak dikerjakan yang tentunya bisa membuka lapangan kerja baru.
Ketiga, Karena Minyak jelantah akan digunakan sebagai bahan baku biodiesel, maka kita sudah membantu menyediakan energi alternatif sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat dan ramah bagi keberlangsungan hidup manusia.
Selain itu, kita juga perlu memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan oleh Minyak Jelantah, diantaranya :
1. Obesitas
Kandungan Kalori dan lemak trans dalam jelantah ternyata lebih tinggi. Jika kita membiarkan makan, makanan yang digoreng dengan jelantah terus menerus, tubuh akan mengalami obesitas hingga serangan jantung.
2. Resiko Kanker.
Minyak jelantah ini juga bisa jadi sumber radikal bebas yang akan menyerang sel-sel dalam tubuh yang bisa mengakibatkan kanker. Jika semakin banyak radikal bebas yang menumpuk dalam tubuh kita, maka dapat menyebabkan mutasi gen dan lebih rentan berubah menjadi sel kanker.
3. Kolesterol Tinggi.
Makanan yang digoreng saja sudah mengandung kolesterol, ternyata makanan yang dimasak menggunakan minyak jelantah akan menjadikan kadar kolesterol semakin tinggi. Jadi kita harus mencegah seminim mungkin menggunakan jelantah dalam setiap hidangan kita.
4. Diabetes Gestasional bagi Wanita Hamil
Beberapa paper yang pernah saya baca, jika wanita sering mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah beresiko tinggi menderita diabetes gestasional yaitu diabetes yang ditemukan pada awal kehamilan.
5. Tenggorakan Gatal.
Keseringan mengkonsumsi gorengan di pinggir jalan, dimana mereka menggunakan minyak yang berulang ulang, disana akan ditemukan bakteri yang menyebabkan tenggorokan sering merasa gatal atau justru sampai radang tenggorokan.
Yang paling menantang dalam usaha bisnis jelantah ini adalah menyadarkan para penghasil jelantah dan jasa usaha makanan, agar memperlakukan minyak jelantah dengan baik agar sesuai dengan prinsip penanganan limbah jelantah yang mengacu pada prinsip Re-Use dan Re-cycle. Para penghasil jelantah masih banyak yang belum menyadari akan dampak yang diakibatkan oleh jelantah.
Demi menyelamatkan lingkungan dan membuka usaha baru, mari kita galakkan gerakan mengumpulkan jelantah.
Email : thomson.cyrus@yahoo.com