Mohon tunggu...
thomas edison soinbala
thomas edison soinbala Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Jika kemarin adalah luka, maka usahakan agar hari ini adalah obatnya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Re-konsepsi tentang Tuhan: Misteri

24 Januari 2023   16:08 Diperbarui: 24 Januari 2023   16:16 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tidak dipungkiri bahwa berbicara atau berpikir tentang Tuhan adalah salah satu tiket manusia dapat mengekspresikan kecintaan, keimanan, pengakuan ataupun penolakan terhadap konsep ke-Tuhanan atau Tuhan itu sendiri. 

Secara historis-imanen, Tuhan menjadi titik tolak tindakan manusia, sebab pada hakekatnya Tuhan mewahyukan suatu kehidupan positif. Tuhan mewakyukan kebaikan yang hendaknya diletakkan dalam saku ingatan dan Nurani setiap manusia agar tidak jatuh dalam dimensi gelap yang lazim disebut dosa. Meyakini Tuhan sebagai sumber kebahagian berarti siap untuk berjalan di dalam jalur hidup yang baik adanya.

Konsep ke-Tuhan dalam lingkup sejarah hingga dewasa ini, sering kali juga mengundang kontroversi. Berbagai agama mulai memberikan pengertian dan konsep berdasarkan keyakinan historisnya masing-masing. Tanggapan-tanggapan hermeneutis dari agama-agama mencoba untuk menghadirkan pengertian riil kepada semua umat manusia, namun hingga hari ini, berbicara tentang Tuhan masih begitu abstrak dan ambigu. Peperangan dan penindasan sering dilakukan dengan mengatasnamakan Tuhan. Diskriminasi dilakukan dengan alasan untuk melakukan kehendak Tuhan.

Hingga titik ini, sesungguhnya kita dapat memastikan siapa itu Tuhan dan sejatinya apa itu Tuhan? Ada banyak yang mengatakan bahwa Tuhan itu adalah kebenaran, jalan, hidup, raja, penyelamat, pemberi, pencipta dan bahkan dikatakan bahwa Tuhan adalah Misteri. Semua konsep itu tidaklah salah dan tidak dapat pastikan kebenarannya. 

Nah, jika demikian, lalu seperti apakah yang mestinya dipegang untuk dijadikan sebagai oase dalam memuaskan dahaga perjalan mengarungi samudera dan padang pasir menelisik lebih ke dalam tentang siapa dan apa itu Tuhan secara teoretis. Untuk mendapat pengertian demi kepuasan pengetahuan dan pengertian dalam konteks konsep Tuhan selamanya tidak akan dipecahkan. Sehingga pada tataran ini, bisa ditetapkan bahwa Tuhan adalah misteri.

Mengapa demikian, karena tuhan pada dasarnya adalah teka-teki super sulit yang hingga hari ini belum ada satu manusiapun yang mengakomodasikan suatu konsep yang riil diakui dan jadikan sebagai pengertian pokok dalam menjawab siapa dan ap aitu tuhan. Pengertian-pengertian yang dipegang sekarang adalah hasil ciptaan yang diyakini oleh setiap orang yang mengimani dan meyakini keberadaan tuhan berdasarkan wwahyu dan tradisi yang diturunkan turun temurun.

Untuk selamat dari keterhimpitan akal manusia yang tak kunjung tiba pada sebuah persepakatan dan pengertian riil siapa dan apa itu tuhan, maka dengan sikap tidak mau tahu dan diam adalah suatu jalan bijaksana yang hendaknya memperluas dan melegakan kepeningan yang melanda akibat pencarian-pencarian akali manusia. 

Jika berabad-abad manusia telah menggali tentang eksistensi tuhan dan bahkan belum menemukan jawabannya, maka dalam ruang lingkup personal mestinya memanivestasi suatu konsep dasar hendak me-lega-kan dalam cengang yang tampak intuitif ini. Ketika jalur tidak mau tahu dan diam di tempuh maka dipastikan bahwa kedamaian batin telah erat dipeluk dalam sanubari masing-masing orang.

Lalu bagaimana dengan iman? Iman pada prinsipnya adalah suatu keyakinan dan pengakuan jiwa terhadap suatu eksistensi abstrak yang merujuk secara mutlak pada apa yang disebut tuhan. Nah, kembali lagi kepada tuhan kan? Jelas sebab apalah iman itu jika tidak terdapat korelasi dengan tuhan. Tanpa mengaburkan keyakinan itu, maka tuhan itu ada ketika kita mengakui bahwa tuhan itu ada. 

Dan sebaliknya, tuhan itu tidak akan ada jika kita tidak memikirkan tuhan. Apakah tuhan itu berbaring tenang yang ketika terdapat usaha untuk disadur, ia akan bangkit dan merontak sebagaimana singa lapar, dibalik pikiran atau hati? Sesungguhnya pikiran dan hati adalah "korban" dari indikasi-indikasi indrawi yang dapat disebut sebagai mercusuar yang biasanya mendeteksi realitas-realitas kompleks, yang kemudian direspon oleh hati dan pikiran. Ketika hati dan pikiran telah mengalami suatu reaksi alam bawah sadar maka perlu disadari bahwa indra telah mendeteksi atau menyabet sesuatu dari hasil fungsinya. Dengan demikian, kesadaran adalah kunci untuk mengklaim atau menetapkan apakah tuhan itu ada atau siapa itu tuhan yang sebenarnya.

Sementara dalam kompleksitas hidup, satu hal pokok yang diburu oleh seluruh manusia adalah Bahagia. Bahagia. Kebahagiaan personal berbeda-beda, baik itu bentuknya maupun tingkatannya. Standarisasi kebahagiaan setiap orang beragam. Dan tingkatan kebagaiaan seseorang dapat diketahui dari ambisi dan Hasrat untuk mencapai atau memperoleh sesuatu. Namun kebahagiaan segelintir orang terletak pada apa yang disebut dengan tuhan. Kebahagiaan itu dapat disebut sebagai kebahagiaan berbentuk spiritual dengan tingkatan yang cukup sulit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun