Mohon tunggu...
thomas wibowo
thomas wibowo Mohon Tunggu... Guru - pedagog

praktisi pendidikan di kolese kanisius jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kadang-kadang Guru Itu Juga Mirip Anak-Anak

24 Juli 2015   16:42 Diperbarui: 24 Juli 2015   16:49 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali pun guru itu pembelajar yang dewasa, tidak bisa dipungkiri kalau dalam soal belajar acapkali perilaku dan kebutuhan seorang guru juga terkadang mirip dengan “anak-anak”.

Dalam tulisannya berjudul “Teachers Are Students, Too”, Judi Buenaflor (2009) menyebutkan bahwa sesungguhnya para guru memiliki kemiripan dengan para siswa dalam mengolah informasi yakni dengan mempelajari, melakukan, dan membuat refleksi.

Setiap proses akusisi informasi baru itu senantiasa dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya (previous experience), pengetahuan awal (prior knowledge), dan tentu saja keyakinan (belief) yang ada saat ini.

Linn (2006), pernah mengingatkan akan pentingnya tiga strategi dalam menjalankan program pengembangan guru meliputi sikap inkuiri (inquiry), aspek refleksi (reflection), dan kesediaan berbagi (sharing).

Bagi guru, belajar adalah proses yang berlangsung secara terus-menerus dan sifatnya berulang. Bagi Linn, proses belajar seorang guru bersifat rekursif, di mana sikap dan kesediaan terus bertanya serta membuka diri amat melekat pada dirinya.

Ia juga mengandaikan terjadinya proses refleksi atas setiap aksi dan tindakan sang guru yang dilakukan, dengan terus memunculkan pertanyaan untuk setiap aksi dan pengalaman yang terjadi. Dan semua itu akan bermakna apabila ditindaklanjuti dengan kesediaan berbagi dan berdialog dengan sesama rekan sendiri.

Sekali pun demikian setiap guru adalah unik. Para guru memiliki kebutuhan, keprihatinan, concerns, dan kontek masalah yang beragam. Itu artinya sebuah model Program Pengembangan Guru (PPG) yang diberlakukan untuk semua guru (one-size fits all) dalam satu sekolah atau ruang lingkup yang lebih besar tidak relevan.

Sebagaimana guru harus mengakomodasi perbedaan cara belajar atau tingkat kecerdasan siswa yang diajarnya, guru pun sebaiknya didampingi dengan cara, model, rentang waktu, dan target yang berbeda agar mereka dapat secara aktif terlibat serta sedia berbagi pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Para guru selamat belajar, selamat mencintai dan merawat kemerdekaan belajar yang engkau miliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun