Mohon tunggu...
thomas wibowo
thomas wibowo Mohon Tunggu... Guru - pedagog

praktisi pendidikan di kolese kanisius jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengajar Itu Ilmu Atau Seni?

31 Juli 2015   15:06 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:06 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat yang baik membangun kultur pembelajaran di kelas adalah awal tahun ajaran, Moskowitz (1976). Menurut Emmer (2003), saat awal tahun ajaran merupakan kesempatan yang sangat baik bagi guru untuk mengajak siswa menetapkan ekspektasi umum atau standar yang mau dicapai (aturan) dan ekspektasi perilaku yang harus ditunjukkan/ diharapkan (prosedur).

Pertanyaan 7, apa yang perlu dilakukan untuk mengecek ketaatan siswa terhadap aturan atau prosedur di kelas?

Untuk membangun ketaatan pada aturan disarankan guru menggunakan instrument yang sederhana, baik verbal maupun non verbal. Perilaku yang diharapkan harus bisa diukur, melibatkan pihak luar, misal orang tua, untuk level pendidikan tertentu bisa membantu untuk memastikan perilaku positif yang diharapkan.

Guru bukanlah penonton atau penikmat dalam menegakkan aturan di sekolah, oleh karena itu dia harus menjadi saksi (witness) atas perilaku dan sikap yang diharapkan dari hasil belajar siswanya. Guru juga tidak boleh segan-segan untuk memberikan konsekuensi atas pelanggaran kesepakatan yang telah dibuat, baik bersifat pribadi atau kelompok/kelas.

Pertanyaan 8, apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan hubungan yang efektif di dalam kelas?

Sejumlah riset menunjukkan bahwa bahasa tubuh sangat mempengaruhi seberapa kuat kedekatan dan hubungan relasi belajar yang dibangun guru dengan siswanya. Perilaku yang dimaksud antara lain: lama interaksi, frekuensi, pujian, sentuhan, dorongan, senyuman, gerakan badan, dan kontak mata.

Beberapa model pendekatan yang bisa dilakukan untuk mempertahankan intimitas yang dimaksud, misalnya (a) mengetahui “sesuatu” dari setiap siswa, (b) menunjukkan perilaku afeksi tertentu, (c) menggunakan metafora, (d) humor, (e) perilaku fisik tertentu saat berkomunikasi, (f) gunakan bahasa yang positif, dan (g) menunjukkan emosi secara obyektif.

Pertanyaan 9, apa yang sebaiknya dibuat guru untuk mengomunikasikan tingginya harapan kepada siswa?

Data menunjukkan bahwa ekspektasi yang tinggi terhadap para siswa sangat mempengaruhi hasil belajar para siswa. Ada sejumlah hal perlu mendapat perhatian, misalnya (a) sejauh mana antusiasme yang ditunjukkan guru, (b)bagaimana kualitas interaksi, (c) sabar memberi tanggapan atas respon siswa, dan (d) ekspektasi yang tinggi vs ekspektasi rendah.

Pertanyaan 10, apa yang seharusnya dilakukan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang diorganisir secara efektif?

Akhirnya, seorang guru perlu merancang pembelajaran dengan baik sambil mencermati pertanyaan reflektif berikut: identifikasi focus instruksi pembelajaran yang dilakukan, rencanakan pembelajaran yang dilakukan (tidak ada spontanitas), rencanakan bagian perbagian secara spesifik bagian per bagian, praktikan secara konsisten, fleksibilitas dalam perencanaan perlu dilakukan, dan berikan pertanyaan-pertanyaan kritis atas semua itu.

Semoga bermanfaat bagi guru. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun