Mohon tunggu...
Tholut Hasan
Tholut Hasan Mohon Tunggu... Guru - Maaf

Maaf

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Qana'ah, Belajar dari Cicak

15 Juni 2019   19:08 Diperbarui: 15 Juni 2019   19:21 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua orang tahu kalau manusia lebih tinggi derajatnya ketimbang cicak. Manusia mempunyai kecerdasan akal yang di pakai untuk berfikir, dan bisa menerima ilmu yang bermanfaat. Sedangkan cicak tidak. Sekalipun demikian, manusia tidak semerta-merta merendahkan, menghina, atau menyiksa cicak. Bahkan manusia harus belajar dari cicak sebagai bentuk untuk mengingat akan nikmat Ilahi yang bermanfaat  akan semua ciptaannya. Maka yang perlu di pertanyakan sekarang , dalam hal apa manusia perlu belajar pada cicak? Berikut penjelasannya!
Cicak adalah hewan yang hidupnya kebanyakan di habiskan menempel di tembok, yang di makannya hanyalah nyamuk, laron, dan hewan-hewan kecil yang bersayap. Sedangkan cicak sendiri tidak mempunyai sayap. Tapi sekalipun demikian cicak sendiri bisa terpenuhi kebutuhannya, merasa cukup dengan apa yang Allah Rizkikan. Ini menunjukkan bahwa cicak memiliki sifat Qana'ah. Dan tidak pernah kita mendengar bahwa di Dunia hewan tidak di kenal krisis makanan, kelaparan, atau gizi buruk dan seterusnya. Karena cicak adalah hewan yang mempunyai sifat Qana'ah. Kok seandainya cicak itu bukan hewan yang Qana'ah, maka cicak akan mengadu ke Allah sebab tidak sesuai denga jenis makanannya.
Qana'ah adalah menerima pemberian dari Allah SWT sedikit ataupun banyak, kecil ataupun besar. Sebab Qana'ahlah di dunia hewan tidak di kenal krisis makanan, atau mengalami busung lapar.
Berbeda dengan manusia. Kita sering mengdengar bahwa di negara yang kaya ini mengalami kekurangan makanan, persediaan makanan tidak mencukupi, atau bahkan ekonomi negara kita telah menurun. Penyebab dari ini semua bukanlah negara kita miskin, akan tetapi penduduk negara kita merasa kurang atas apa yang Allah rizkikan, kok seandainya semua penduduk negara ini memiliki sifat Qana'ah niscaya pasti negara kita tidak di kenal dengan krisis makanan.
Allah berfirman dalam al-Qur'an surah Hud ayat 6 yang mempunyai arti "tidak ada dari hewan-hewan yang ada di dunia kecuali rizkinya telah di jamin oleh Allah." Dalam hadis dari sahabat Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah berkata "sungguh sangat beruntung sekali orang yang masuk islam dan dia rizkinya di cukupi oleh Allah dan dia menerima apa adanya dari Allah." (HR.Muslim.) kedua dalil ini mengisyaratkan bahwa rizki hitungan, tatanan, kadar, sedikit banyaknya telah di atur oleh Allah. Dan orang yamg menerima pemberian Allah dialah orang yang sangat beruntung.
Maka seharusnya bagi setiap manusia berkaca pada cicak. Di Dunia tidak ada orang yang yang berstatus miskin, pemberian RASKIN (beras khusus orang miskin) jika dia memiliki sifat Qana'ah. Jadi saya ulangi lagi, terimalah pemberian Allah walaupun sedikit. Dan tidak selamanya kita mendapatkan rizki yang sedikit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun