Mohon tunggu...
Tholut Hasan
Tholut Hasan Mohon Tunggu... Guru - Maaf

Maaf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Barisan Perang

4 Juni 2019   16:38 Diperbarui: 4 Juni 2019   16:43 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat malam Isra' Mi'raj, diceritakan bahwa setiap kali Rasulullah memasuki pintu langit, beliau shalat dan menjadi imam dari para nabi terdahulu. Dan pada saat sampai di langit tertinggi (Sidratul Muntaha) beliau bertemu Allah dan diberi hadiah shalat lima waktu. Dan itu adalah hadiah paling istimewa yang diwajibkan untuk diamalkan kepada umatnya sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.

Shalat adalah salah satu ibadah yang paling mulia dan paling dicintai Allah. Posisinya oleh Allah digambarkan dalam salah satu sabda Rasulullah, "Shalat adalah tiang agama." Melalui sudut pandang ilmu kesehatan dan olahraga, shalat yang diwajibkan kepada kita bukan tanpa manfaat untuk kesehatan tubuh kita.

Namun penulis di sini, tidak menjabarkan secara rinci dari masing-masing gerakan shalat, tapi hanya satu yang kami tuturkan. Dan hemat kami merupakan sesuatu yang sangat penting yaitu merapatkan dan meluruskan shaf.

Allah berfirman;
"Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah)." (QS. Ash-Shaffat;[37]:165-166)

Menurut sebagian ulama, ayat ini menegaskan untuk selalu merapatkan dan meluruskan barisan shalat seperti barisannya perang.

Salah satu dalil pentingnya merapatkan shaf dalam shalat berasal dari Umar bin Khaththab Sebelum shalat dimulai, beliau selalu memerintahkan meluruskan shaf. Shalat tidak akan dimulai sebelum barisan benar-benar tertata rapi. Jika barisan sudah tertata rapi, salah satu sahabat memberitahunya. Barulah beliau memulai shalat. Bahkan dikabarkan beliau sempat mengelilingi shaf jamaah dengan membawa sebuah tongkat. Dengan tongkat itu, beliau meluruskan barisan yang belum lurus. Demikianlah besarnya perhatian Umar bin Khaththab pada shaf shalat.

Sebenarnya perhatian Umar akan shaf shalat itu berasal dari pesan-pesan Nabi Muhammad. Shahabat Anas menyampaikan sabda Rasulullah, "Luruskanlah shaf. Rasulullah selalu berpaling ke arah kami dan bersabda, 'Sesungguhnya aku dapat melihat kalian yang berdiri di belakang punggungku.'"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun