Mohon tunggu...
Tholut Hasan
Tholut Hasan Mohon Tunggu... Guru - Maaf

Maaf

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kunci-kunci Berbangsa Ibnu Khaldun

2 Juni 2019   19:33 Diperbarui: 2 Juni 2019   19:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di sini tampak Ibnu Khaldun telah mengembangkan teori berbangsa berdasarkan pada sunnatullah. Berbangsa berbasis sunnatullah berarti penyatuan negara dalam arti yang sesungguhnya. Benar-benar membela negara dengan menggerakkan hati semua masyarakat untuk bangkit menghilangkan kemungkaran. Tindakan dengan jelas dalam bentuk fisik saat Islam diinjak-injak. Bukan membela negara dengan hanya pasang poster dengan tulisan "Ayo Bela Agama Kita". Atau hanya omong kosong belaka tanpa ada tindakan.

Kemudian Ibnu Khaldun menjelaskan lebih lanjut, bahwa tujuan terakhir solidaritas adalah kedaulatan, karena yang membikin orang menyatukan usaha untuk tujuan yang sama. Juga kita telah mengetahui bahwa masyarakat memerlukan kekuatan yang berfungsi mencegah dan butuh pemimpin yang bisa mencegah manusia dari saling menyakiti.

Tidak hanya  pemimpin saja, tapi harus mempunyai kekuatan pembantu, sebab kalau tidak, tidak dapat menjalankan tugas pencegahan. Dengan demikian, nyatalah bahwa kedaulatan adalah akhir dari solidaritas sosial.

Solidaritas hanya didapati pada pertalian lain yang mempunyai arti sama, karena pertalian darah mempunyai kekuatan mengikat yang membuat ikut merasakan tiap kesakitan yang diderita kaumnya. Apabila pertalian itu dekat sekali, maka jelas solidaritas membawa pada yang sesungguhnya. Apabila tingkat kedaulatan itu jauh, maka ikatan darah itu semakin lemah. Inilah arti sabda Rasulullah, "Pelajarilah silsilah keuargamu untuk mengetahui siapa saudaramu sedarah yang dekat."

Demikianlah yang dilakukan oleh Habib Rizieq Syihab dalam menegakkan syari'at Islam. Beliau tidak dapat berdiri sendirian menghadapai orang-orang zalim, namun dibelakang beliau bertumpukan simpatisan yang ikut mendukung, baik dalam segi yang kasat mata atau yang tak kasat mata.

Oleh karena itulah, sampai sekarang beliau masih tetap dipercaya sebagai imam besar atau pemimpin umat Islam Indonesia.

Kita juga tahu aksi 411 dan 212 yang dikenal dengan Aksi Bela Islam, dimana umat Islam se-Indonesia berkumpul dan bersatu untuk menuntut pemerintahan yang kurang bijak kepada Islam. Mereka semua bersatu, karena murni pertalian saudara Islam yang sangat erat. Umat Islam satu dengan yang lainnya bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh disakiti, maka semuanya juga merasakan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun