Mohon tunggu...
Money

Pendapatan Masyarakat Meningkat 566%, Fakta atau Fiksi?

10 Januari 2017   22:40 Diperbarui: 10 Januari 2017   22:55 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berbeda dengan emas, menurut referensi 1400 tahun yang lalu yang saya dapatkan;

Dari Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata: saya mendengar penduduk bercerita tentang Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu dinar kepadanya agar di belikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga 1 dinar. Ia pulang dengan membawa 1 dinar dan seekor kambing. Nabi S.A.W mendoakan dalam keberkatan jual belinya. “Seandainya Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung”. (HR. Bukhori)

Dari Hadist ini bisa kita ambil satu kesimpulan yaitu harga 1 ekor kambing adalah 1 Dinar, jika kita lihat berat 1 dinar adalah 4,25 gr emas, yang jika di konversikan ke rupiah adalah Rp 2.303.631 (Emas harga 10 Januari 2017). Jadi kalau nenek kita menyimpan uang 1 dinar pada tahun 1975 dan mewariskannya kepada kita sekarang, nilainya tetap masih bisa membeli 1 ekor kambing hari ini juga, beda halnya kalau nenek kita menyimpan uang di bank sebesar 2.500 rupiah pada tahun 1975, lalu mewariskannya kepada kita sekarang, kebanyakan kita mungkin akan berkata “gak usah nek, buat nenek aja” padahal uang 2.500 di tahun 1975 bisa di pakai untuk membeli 1 ekor kambing. Mengherankan? Ini kah inflasi yang sering di sebut orang sebagai hal yang biasa terjadi? Atau hilang? Kalau hilang, siapa yang mengambil? Tidak ada yang tau? Atau, tidak ada yang mau tau?

Setelah kita mengerti bahwa emas merupakan nilai tukar yang stabil, dan tentunya adil untuk masyarakat seperti kita, kita ambil data tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2015 dari BPS tentang pendapatan masyarakat perkapita per tahunnya.

Tercatat pada tahun 2000 pendapatan perkapita sebesar; Rp 6.775.000/th atau setara Rp 565.000/bln, jika di emaskan (Rp 75.245/gr) menjadi 7,50 gr Emas/bln (menggunakan nilai tengah antara harga tertinggi dan terendah emas di tahun 2000). Sedangkan data tahun 2015 pendapatan perkapita sebesar Rp 45.180.000/th atau setara Rp. 3.765.000/bln, jika di emaskan (Rp. 507.250) menjadi 7,42 gr Emas/bln (menggunakan nilai tengah antara harga tertinggi dan terendah emas di tahun 2000). Dari sini bisa kita lihat, ternyata pendapatan kita sebenarnya bukan meningkat, tapi hanya segitu gitu saja, justru malah menurun. Kalau memang inflasinya hanya berkisar 5% per tahun, kenapa rupiah menjadi tidak seberharga itu? Ataukah angka angka statistik hanya sebuah kebohongan?

Mark Twain mengatakan; “There are lies, damn lies and statistics”

Tidak usah jauh jauh mempertanyakan angka inflasi yang “Katanya” hanya 5% pertahun, dari angka Rp 3.765.000/bln perkapita saja sudah cukup mengherankan untuk saya, kenapa? Karena beberapa kerabat saya saja yang bekerja sebagai tenaga honorer di gajih kisaran angka Rp 350.000/bln atau setara dengan 0.69 gr Emas, bukankah angka Rp 3.765.000 terlalu berlebihan? Ya walaupun mereka mendapatkan insentif dari pemerintah sebesar Rp. 1.000.000/bln tapi mereka harus menunggu sampai 3 bulan untuk bisa mencairkannya, dan yang lebih parahnya lagi, di potong pajak! Keterlaluan, bahkan sangat keterlaluan menurut saya.

3.765.000/bln memang hanyalah sebuah angka, tapi sudah seharusnya kita tanyakan pada diri kita sendiri, benarkah sebesar itu pendapatan kita dalam satu bulan? Bagaimana dengan jumlah pengangguran yang ada? Apa mereka tidak di hitung? Atau memang benar kata Mark twain? Kita tidak tau, yang tau adalah Lembaga pemerintah, yang “Katanya” Pro rakyat.

Mark Twain mengatakan; “There are lies, damn lies and statistics”

  • APBN sebenarnya untuk si - apa?

Kita sebagai masyarakat seharusnya tau, dan mau tau, APBN itu di gunakan untuk apa saja. Setelah saya mencari tau APBN tahun 2017 dari situs kementrian keuangan, penerimaan negara sebesar 1.750 T ternyata 1.490 T berasal dari pajak, atau dengan kata lain 85% pendapatan negara berasal dari pajak. Jadi, jika kita bersatu, sebenarnya kita tidak lemah, kenapa? Karena kita bisa meruntuhkan satu negara tanpa menggunakan senjata, bahkan tanpa menggunakan bambu runcing. Caranya bagaimana? Hanya dengan 1 cara mudah,yang semua orang bisa melakukannya, apa? “berhenti membayar pajak”.

Saya tidak menganjurkan kita untuk berhenti membayar pajak, saya hanya menganjurkan agar kita tau, dan mau tau, uang pajak yang di ambil dari kantong kita itu sebenarnya di pakai untuk apa? Atau untuk siapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun