Mohon tunggu...
Thiara Intan Charina
Thiara Intan Charina Mohon Tunggu... Mahasiswa - This is Thiara Intan

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Masa Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini

23 Juni 2021   11:59 Diperbarui: 23 Juni 2021   12:24 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukan ayah dan bunda?  Jika Anak Usia dini merupakan masa dimana anak belum mampu mengembangkan potensi yang dimiliki pada dirinya. Oleh karena itu, Peran terpenting dari orang tua, guru maupun masyarakat merupakan faktor utama untuk membantu anak dalam mengembangkan potensinya.

Pendidikan bagi anak usia dini, pada dasarnya adalah peserta didik harus menjadi prioritas utama dalam proses pembelajaran yang akan diselenggarakan. 

Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan perkembangan awal anak yang akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Menurut Husdarta dan Nurlan (2010:169) berpendapat bahwa perkembangan kognitif adalah suatu proses menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya. Hasil-hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang lain. 

Anak akan melewati berbagai tahapan perkembangan kognitif atau periode perkembangan, anak akan berusaha mencari keseimbangan antara struktur kognitifnya dengan pengalaman-pengalaman baru. Ketidakseimbangan tersebut memerlukan pengakomodasian baru serta merupakan pengakomodasian baru serta merupakan transformasi keperiode berikutnya dengan Daya Ingat (memori). Menurut Walgito (2010:162) Ingatan merupakan alih bahasa dari memori.

Pada umumnya menurut para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Dalam hal ini, adanya kemampuan mengingat manusia dapat menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman yang pernah dialaminya. Jika sesuatu yang pernah dialami manusia maka tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya, dan apabila diperlukan hal-hal yang disimpan itu dapat ditimbulkan kembali dalam keadaan alam kesadaran.

Terkait dengan perkembangan kognitif anak usia dini, Menurut Piaget berpendapat bahwa anak usia dini berada pada Tahap Preoperasional, yang deskripsi kemampuannya adalah sebagai berikut :

  • Mampu berpikir dengan menggunakan simbol. Kemampuan ini merupakan tahap pertama pada Preoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 2-4 tahun. Pada tahap ini anak dapat mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.
  • Berpikirnya masih dibatasi oleh Persepsinya. Mereka meyakini apa yang di lihatnya, dan hanya terfokus kepada satu dimensi terhadap satu objek dalam waktu yang sama. Cara berpikir mereka bersifat memusat. Perhatiannya terpusat kepada satu karakteristik dan mengesampingkan karakteristik yang lainnya.
  • Berpikirnya masih kaku belum fleksibel. Cara berpikirnya terfokus kepada keadaan awal atau akhir dari suatu perubahan, bukan kepada perubahannya itu sendiri yang mengantarai keadaan tersebut.
  • Dapat mengelompokkan sesuatu berdasarkan satu dimensi.
  • Dikatakan juga bahwa cara berpikirnya masih egocentrism, yaitu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif sendiri dengan perspektif orang lain.

Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua atau guru dalam rangka membimbing dan memfasilitasi Perkembangan Kognitif anak secara optimal. Upaya-upaya itu adalah sebagai berikut :

  • Memberi contoh atau mendorong anak untuk gemar membaca.
  • Mengenalkan lingkungan atau menstimulasi anak dengan berbagai informasi yang berada dalam lingkungannya (seperti sosial, alam (flora dan fauna), transportasi, alat-alat dan komunikasi).
  • Menggunakan rangka, huruf, dan bangun geometri (seperti segitiga, segi empat, kubus dan trapezium).
  • Melatih anak untuk belajar berfikir sebab akibat.
  • Membiasakan anak untuk berani mengungkapkan ide atau gagasan atau mengajukan pertanyaan.
  • Melatih problem solving (bertanya-jawab dengan anak tentang cara memecahkan masalah-masalah kehidupan sehari-hari, seperti cara memelihara gigi agar tidak sakit, dan memelihara diri agar sehat).
  • Mendorong kemandirian anak untuk melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri (seperti mengerjakan PR).
  • Mengembangkan kemampuan imajinatif atau daya cipta anak (mengarang, melukis, merupa, dan meneliti).
  • Mengadakan program-program yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkompetisi, seperti lomba menggambar, menyanyi, dan deklamasi.
  • Mengidentifikasi kecerdasan anak melalui tes kecerdasan, dan memanfaatkannya untuk layanan bimbingan.

Perkembangan Kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan lebih diterapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal-bakal perkembangan kognitif tersebut, karena ketika anak diasuh tidak sesuai dengan semestinya, maka akan berakibat pada perkembangan kognitif anak, bahkan pada perkembangan mental anak dapat mempengaruhinya. 

Di lingkungan sekitar sangatlah berpengaruh pada perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan maupun pergaulan seseorang maka kemungkinan pengaruh lingkungan pada perkembangan kognitif anak semakin besar. 

Meskipun banyak beberapa faktor dan kendala dalam perkembangan kognitif anak tersebut, setidaknya kita sebagai calon pengajar maupun sebagai orang tua harus mampu memahami tentang perkembangan kognitif agar cara pengajaran kita sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak dan mereka dapat berkembang dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun