Malam hari di sebuah pos ronda.
"Eh, loe tau nggak, kampung kita ini masih belom aman?" kata seorang pria dengan topi biru pada pria berponi di sampingnya.
"Belom aman dari apa? Maling?" jawab si pria berponi. "Kalo maling doang sih biar gw yang hajar."
"Bukan, tapi-"
Ucapan si pria bertopi terputus ketika ia melihat seorang perempuan berambut panjang yang menutupi wajahnya serta memakai pakaian 'perawat' atau 'suster' tengah menyeret tubuhnya dari jauh ke arah dia dan temannya duduk.
"Su-suster Ngesot!!!" teriak si pria bertopi yang langsung terperanjat.
"Hah??" Si pria berponi menengok ke arah yang dilihat si pria bertopi. Ia pun langsung tak kalah terperanjatnya. "Da-dari dia ya??" tunjuknya pada sosok yang dipanggil 'Suster Ngesot' tadi.
Si pria bertopi mengangguk dan langsung berlari. Si pria berponi mengikutinya.
"Gila! Loe tau kan seserem apa tuh setan?" kata si pria bertopi sambil berlari dengan napas memburu.
"Iya, mana katanya makan orang, lagi." Si pria berponi menimpali.
Namun, langkah mereka langsung terhenti dan kaget kepalang tanggung begitu tiba-tiba Suster Ngesot tadi muncul menghadang mereka. Ketika kepalanya mengadah, rambut panjang yang menutupi wajah Suster Ngesot itu membuka, memperlihatkan wajahnya yang hancur dengan darah dimana-mana.